Dari sisi laba kotor, Adhi Karya mencetak laba kotor sebesar Rp1,1 triliun. Sementara, liabilitas ADHI pada triwulan III-2023 mencapai Rp30,4 triliun atau turun dibandingkan akhir tahun 2022 yang mencapai Rp31,2 triliun.
Rasio total Liabilitas terhadap ekuitas ADHI pun membaik dari 3,53 kali menjadi 3,39 kali.
Entus menambahkan, ADHI juga baru saja melakukan pelunasan Jatuh Tempo Obligasi sebesar Rp289,6 miliar yang telah jatuh tempo pada 18 November 2023.
Hingga Oktober 2023, ADHI telah merealisasikan perolehan kontrak baru sebesar Rp30,3 triliun, naik sebesar 58 persen dibandingkan perolehan kontrak Oktober 2022 sebesar Rp19,1 triliun.
"Beberapa kontrak baru yang didapatkan ADHI, di antaranya pembangkit listrik tenaga gas (PLTMG) di Sumbawa dan Tobelo, dan Pabrik Pupuk Pusri 3B," katanya lagi.
Selain terus memperbesar pangsa pasar konstruksi pemerintah, dirinya menyebutkan bahwa Adhi Karya secara selektif menangkap peluang sektor konstruksi lainnya, antara lain dengan memanfaatkan peluang pasar konstruksi yang berbasis sektor lingkungan untuk mendukung target komitmen Pemerintah Indonesia dalam transisi hijau.
Pilihan editor: Bidik Kontrak Baru 2024 Naik 10 Persen, Adhi Karya: Tahun Pemilu Biasanya Mengendur, Tetapi...