TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara soal penyebab masih tingginya harga tiket pesawat saat ini.
Ia menjelaskan, harga tiket pesawat mahal lantaran kurangnya jumlah pesawat yang beroperasi. "Pak Menhub (Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi) mengatakan ada 400 (pesawat), kebutuhannya 700," kata Erick ketika ditemui di Kementerian BUMN, Kamis, 23 November 2023.
Perkara harga tiket pesawat mahal juga pernah disinggung Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Pada bulan Maret lalu, Perry mengeluhkan hal tersebut kala mengunjungi Wakatobi dan Raja Ampat.
Perry menyebutkan lonjakan harga tiket menjadi masalah yang harus diatasi bersama. Dia mewanti-wanti kenaikan harga yang diatur pemerintah atau administered price bisa memicu inflasi—termasuk harga tiket pesawat.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati sebelumnya mengatakan kenaikan harga tiket pesawat bukan masalah sepanjang masih dalam batas koridor tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB).Adita juga mengatakan TBA dan TBB bisa mengalami fluktuasi.
“Fluktuasi dalam koridor tersebut dipengaruhi komponen avtur sekitar 30 persen, biaya perawatan 20 persen, dan biaya lain-lainnya,” kata Adita kepada Tempo, Senin, 6 Maret 2023.
Harga tiket pesawat mahal karena biaya bahan bakar tersebut menggunakan kurs dolar Amerika. Selain itu, kata Adita, mekanisme pasar terjadi karena ada koridor TBA dan TBB. Walhasil, semakin tinggi permintaan, harga dalam koridor cenderung mendekati TBA. Begitupun sebaliknya.
Karena pembelian avtur menggunakan kurs dolar Amerika, lanjut Adita, kenaikan harga avtur berpengaruh terhadap harga tiket. Selain itu, karena ada koridor TBA dan TBB, mekanisme pasar pun terjadi. Artinya, semakin tinggi permintaan, maka harga dalam koridor cenderung mendekati TBA. Begitupun sebaliknya.
Namun sebagai regulator, Adita mengklaim kementeriannya menetapkan dan mengawasi penerapan TBA dan TBB tersebut. Pihaknya memperbolehkan maskapai menjual tiket selama masih sesuai koridor TBA dan TBB. “Pemerintah juga mempunyai tugas menjaga supply dan demand yang selaras,” ungkapnya.
Lebih lanjut ihwal keterbatasan jumlah pesawat, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pernah menyebut pemerintah menambah jumlah penerbangan dan ketersedian pesawat menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Hal ini dilakukan untuk menstabilkan harga tiket.
"Dengan penambahan jumlah penerbangan dan ketersediaan kursi itu maka suplai akan bertambah," kata Sandiaga di Yogyakarta, Ahad, 12 November 2023, dikutip dari Antara.
Sandiaga mengatakan sejumlah maskapai seperti Garuda, Citilink, Batik Air, Lion Air, Super Air Jet, hingga Air Asia telah menambah penerbangan. "Termasuk yang baru-baru seperti Trans Nusa dan maskapai baru yang mulai di akhir 2023 atau 2024 mulai melayani rute-rute yang favorit untuk wisatawan," kata Sandiaga.
RIRI RAHAYU | ANTARA
Pilihan Editor: Bicara Rencana Merger AP I dan AP II, Erick Thohir Klaim Tak Ada PHK Karyawan