Menurut Tiko, resiliensi sektor pertanian menunjukkan kekuatan sektor tersebut dalam menopang perekonomian Indonesia. Oleh sebab itu, negara perlu mendorong kinerja sektor ini melalui hilirisasi industri untuk menciptakan nilai tambah (value added) dan juga value-added capture yang dapat meningkatkan nilai hasil tani dan perekonomian Indonesia secara umum.
Di sisi lain, pertumbuhan sektor perbankan juga menunjukkan kinerja yang baik pada periode tersebut.
Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga pada level 27,6 persen. Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) brute turun ke level 2,3 persen dan pertumbuhan kredit mencapai 7,76 persen yoy.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan kredit perbankan akan tetap tumbuh positif pada tahun 2024 sekitar 8 persen hingga 11 persen.
“Di tengah kondisi yang tidak pasti, baik di dalam negeri maupun global, penting untuk memahami bagaimana kondisi dinamika perekonomian global dan domestik sehingga kita dapat memaksimalkan peluang di tengah perlambatan global,” ujar Tiko, yang juga Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pilihan Editor: Kredit Macet UMKM Imbas Pandemi Covid-19 Tembus Rp 10 T, Ini Rencana Teten