TEMPO.CO, Jakarta - Pekan ini, pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS menunjukkan tren yang positif. Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, memprediksi rupiah masih melanjutkan penguatannya hingga hari ini, Rabu, 22 November 2023.
“Rupiah mungkin masih bisa mempertahankan penguatannya terhadap dolar AS hari ini,” ujar Ariston ketika dihubungi oleh Tempo, Rabu pagi.
Penguatan ini, kata Ariston, dipengaruhi oleh hasil rapat Bank Sentral Amerika Serikat alias The Fed. “Hasil rapat mengindikasikan bahwa The Fed belum akan menaikan suku bunga acuannya ke depan, karena inflasi Amerika Serikat menurun,” tuturnya.
Meskipun demikian, pengamat itu menyebutkan bahwa Bank Sentral Amerika Serikat masih tetap membuka peluang kenaikan suku bunga, apabila data-data Amerika Serikat mendukung hal tersebut. “Terutama data inflasi,” kata dia.
Selain itu, Ariston menjelaskan soal data penjualan rumah existing Amerika Serikat pada bulan Oktober yang menunjukkan penurunan 4,1 persen lebih rendah dari penurunan bulan sebelumnya, yakni 2,2 persen. “Penurunan ini akibat suku bunga tinggi di Amerika Serikat. Pelemahan sektor perumahan bisa membantu menurunkan inflasi Amerika Serikat ke depannya,” ujarnya.
Dengan demikian, Arison memproyeksi pergerakan rupiah hari ini berada di level Rp 15.400 hingga 15.380 per dolar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.500 per dolar AS.
Adapun sebelumnya, rupiah ditutup menguat 5 poin ke level Rp 15.440 per dolar AS pada perdagangan Selasa sore, 21 November 2023. Sementara pada perdagangan Senin sore, 20 November 2023, rupiah ditutup menguat 47 poin ke level Rp 15.445 perdolar AS.
Pilihan Editor: Jaga Stabilitas Kurs Rupiah, BI Terbitkan Sekuritas dan Sukuk Valuta Asing