TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) telah menandatangani risalah pembahasan penilaian atau Minutes of Discussion (MoD of Appraisal Mission) proyek MRT Koridor Timur-Barat fase 1 tahap 1 pada Sabtu, 11 November 2023.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan MRT ini sesuai dengan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, untuk meningkatkan jaringan transportasi massal dan jumlah penggunanya.
“Saya sangat berharap proyek MRT koridor Timur-Barat ini dapat berjalan dengan baik dan dapat selesai tepat waktu, sehingga dapat segera dinikmati oleh masyarakat,” ujar Budi, dalam keterangan tertulis, Sabtu.
Menurut Budi Karya pemerintah harus konsisten melaksanakan berbagai pembangunan transportasi massal perkotaan berbasis rel seperti MRT, LRT, dan KRL.
Dia pun menyambut baik partisipasi aktif Jepang untuk membangun infrastruktur transportasi massal di Indonesia. “Selain soft loan, diperlukan skema pendanaan kreatif lainnya untuk memenuhi kebutuhan yang belum bisa terpenuhi,” tutur Budi.
Ke depan, dirinya berharap akan lebih banyak kerja sama yang dijalin antara pemerintah Indonesia dan Jepang di sektor perkeretaapian.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Risal Wasal, mengatakan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) akan segera menyelesaikan kelengkapan administrasi dari proyek ini.
“Kami menargetkan urusan administrasi ini dapat segera selesai sehingga pembebasan lahan akan dapat dilakukan pada tahun 2024,” ucap Risal.
Sebagai informasi, MRT Jakarta koridor Timur-Barat akan terbentang sepanjang 84,1 km dari Balaraja, Tangerang hingga Cikarang, Bekasi. Nantinya, MRT ini akan terintegrasi dengan koridor Utara-Selatan dengan titik temu di Stasiun Thamrin yang saat ini sedang dibangun.
Dalam pengerjaannya, akan terbagi menjadi 4 tahap pekerjaan, yaitu Fase 1 Tahap 1 (Tomang - Medan Satria sepanjang 30,1 km), Fase 1 Tahap 2 (Kembangan - Tomang sepanjang 9,2 km), Fase 2 Timur (Medan Satria - Cikarang sepanjang 20,5 km) dan Fase 2 Barat (Kembangan Balaraja sepanjang 29,9 km).
Pada tahap awal pembangunan, Fase 1 Tahap 1 dari MRT Jakarta koridor Timur-Barat akan memiliki 21 stasiun yang terdiri dari 8 stasiun bawah tanah dan 13 stasiun layang. Selain itu, pada tahap ini juga akan dibangun depot di kawasan Rorotan dengan jalur akses sepanjang 5,9 km.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Cerita Bos JICA Puji Pengelolaan MRT Jakarta: Kelas Dunia, Jauh Lebih Cepat dari Tokyo Metro