TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menanggapi pernyataan Calon Presiden Prabowo Subianto mengenai upah minimum provinsi (UMP). Prabowo dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, kemarin mengatakan buruh seharusnya tidak selalu menuntut pengusaha untuk menaikkan upah apalagi sedang rugi.
“Pernyataan Capres Prabowo keliru,” ujar Said Iqbal lewat keterangan tertulis pada Kamis, 9 November 2023.
Menurut Said Iqbal, hal itu memperlihatkan jika Prabowo tidak memahami dunia perburuhan, bahkan terkesan tidak berpihak pada kepentingan buruh. Dia menjelaskan pernyataan itu muncul karena Prabowo dibisiki orang-orang sekitarnya yang patut diduga “ingin cari muka” kepada pengusaha agar mendapat dukungan dari pengusaha.
Bahkan, Said Iqbal yang juga Presiden Partai Buruh itu berujar, tidak menutup kemungkinan, karena keinginan untuk mendapat dukungan finansial. Para “pembisik” ini, kata dia, sangat berbahaya bagi Prabowo jika ingin mendapatkan dukungan dari kalangan buruh.
Said Iqbal juga memberikan saran bagi Prabowo dan calon presiden lainnya bahwa isu upah dan jaminan sosial serta penciptaan lapangan kerja dan hapus outsourcing adalah isu arus utama di kalangan buruh. Oleh karena itu, jika salah bicara dan keliru, maka akibatnya tidak akan mendapat dukungan buruh kepada para Capres tersebut.
“Termasuk di dalamnya isu penolakan omnibus law oleh seluruh kalangan buruh,” kata Said Iqbal.
Dia menjelaskan seluruh buruh di berbagai negara dari Amerika Jerman, Inggris, dan lainnya pasti berjuang menuntut kenaikan upah minimum dan upah berkala (upah di atas satu tahun). Said Iqbal mencontohkan, baru-baru ini serikat buruh Brasil berhasil menyakinkan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva untuk menaikkan upah minimum 13 persen.
Meskipun inflansi di Brasil hanya 4 persen dan pertumbuhan ekonominya hanya 3,2 persen. Di Amerika, serikat pekerja otomotis atau UAW berhasil menyakinkan Presiden Joe Biden untuk menaikkan upah buruh otomotif 30 persen. Di Inggris, Jerman, Italia, dan negara Eropa lainnya, buruh melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut kenaikan upah minimum dan berhasil naik di atas 20 persen.
“Di Amerika, ketika terjadi pemilihan presiden maka isu upah minimum adalah salah satu isu yang paling panas bagi para calon Presiden Amerika,” ucap Said Iqbal.
Sebagai contoh, dia melanjutkan, ketika Obama melawan Mitt Romney, di dalam kampanyenya mereka saling menyampaikan nilai kenaikan upah minimum setiap tahun dengan angka yang berbeda. Begitu pula dalam pemilihan presiden antara Obama melawan McCain juga mengatakan kenaikan upah minimum untuk buruh Amerika setiap tahunnya harus naik.
“Jadi tidak benar dan keliru pendapat Capres Prabowo bahwa tuntutan buruh untuk menaikkan upah minimum setiap tahun tidak dibutuhkan. Ini adalah pendapat keliru,” kata Said Iqbal.