TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengerem investor asing di Ibu Kota Negara (IKN). Pernyataan itu dikritik anggota Komisi V Fraksi PKS Suryadi Jaya Purnama, lantaran belum ada investor asing yang groundbreaking merealisasikan uangnya di IKN.
"(Letter of Intent atau LoI) 200 lebih sudah ada tapi saya memang mengerem. Kenapa? Karena daerah prime itu kalau boleh semua dalam negeri," kata Bahlil ketika ditemui di Shangri-La Jakarta, Rabu, 8 November 2023. "Supaya IKN dari kita untuk kita. Nanti di layer 2 dan 3 baru bisa memberikan opsi kepada asing."
Bahlil optimistis investor dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan investasi di IKN. Buktinya, kata dia, pembangunan terus dimulai. "Groundbreaking jalan terus," ucapnya.
Sebelumnya, Jokowi memang mengatakan akan mengerem investor asing yang ingin menanamkan modal di IKN. Musababnya, kata dia, terlalu banyak investor asing yang berminat masuk IKN. Sedangkan pemerintah ingin memprioritaskan investor dalam negeri.
Pernyataan itu lantas dikritik anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama.
Menurutnya, pengereman itu tidak logis. "Sebab hingga saat ini belum ada satu rupiah pun dana dari investor asing yang diturunkan. Sehingga tidak jelas apa yang direm, sebab pada dasarnya memang investor asing tidak ada yang datang,” ujar Suryadi melalui keterangan tertulis, Selasa, 7 November 2023.
Investor yang tertarik pada IKN, kata Suryadi, masih sebatas LoI. Namun, belum jelas statusnya apakah maju ke tahap non disclousure agreement (NDA) atau bahkan mendapatkan surat izin prakarsa proyek.
"Kami memandang alasan ‘pengereman’ investasi luar negeri ini sebatas gimmick untuk menunjukkan seolah-olah investasi di IKN laku keras. Padahal kenyataannya, belum ada satu rupiah pun investasi asing yang dikucurkan," ujar Suryadi.
RIRI RAHAYU | ANTARA
Pilihan Editor: Garuda Indonesia Bakal Operasikan Rute Penerbangan Denpasar-Sorong Pulang Pergi