TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan investasi menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Diberitakan sebelumnya, ekonomi Indonesia tumbuh 4,94 persen pada triwulan III atau tumbuh 5,05 persen secara kumulatif.
Berkat investasi, kata Ma'ruf, pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga di tengah dinamika global yang masih terjadi saat ini. Mulai dari inflasi dan suku bunga tinggi, perang yang masih terjadi, hingga fragmentasi geokonomi.
"Investasi kita menopang pembangunan berkelanjutan, memberi nilai tambah sumber daya alam, meningkatkan daya saing bangsa, dan menciptakan keadilan ekonomi dan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," tutur Ma'ruf dalam acara Anugerah Layanan Investsi 2023 di Jakarta, Rabu, 8 November 2023.
Menurut Ma'ruf, Indonesia merupakan negara yang memiliki magnet investasi. Sebab, Indonesia memiliki status ekonomi terbesar di ASEAN dengan jumlah tenaga kerja yang besar. Selain itu, tingkat konsumsi domestik tinggi dan memiliki sumber daya alam melimpah.
"Indonesia jadi destinasi investasi yang menjanjikan," kata dia.
Kendati begitu, kata dia, perbaikan iklim investasi secara terus-menerus mesti dilakukan agar pertumbuhan ekonomi dan investasi di Indonesia tidak berhenti. Dalam hal ini, pemerintah pun telah memberikan fasilitas dan berbagai kemudahan, hingga insentif.
"Kawasan ekonomi khusus juga terus dikembangkan sebagai satu kawasan yang representatif," ujar dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan pemberantasan korupsi juga turut diupayakan pemerintah. "Karena investor berpandangan korupsi menjadi hambatan berinvestasi," tuturnya.
Adapun sepanjang Januari hingga September 2023, investasi di Indonesia terealisasi senilai Rp 1.053 triliun. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut angka itu menunjukkan realisasi 75 persen dari target Presiden Jokowi senilai Rp 1.400 triliun.
"Ini tumbuh 18 persen dibanding tahun lalu," ujar Bahlil dalam konferensi pers di Kementerian Investasi, Jumat, 20 Oktober 2023.
Pilihan Editor: Bakal Cawapres Mahfud Md Benarkan Makan Bersama Wapres Ma'ruf Amin Besok Batal