TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas, meminta seluruh pemangku usaha untuk menggunakan Bursa Crude Palm Oil (CPO) dengan baik. Dengan begitu, kata dia, industri perkebunan sawit dapat berkelanjutan sehingga dapat menumbuhkan ekonomi Indonesia.
“Ini sifatnya sukarela, saya tidak ingin semua-semua diatur pemerintah. Silahkan dipergunakan sebaik-baiknya, kalo tidak, harga CPO akan terus ditentukan melalui bursa CPO di Rotterdam dan Malaysia. Saya kira kita juga punya harga diri,” ujar Zulhas melalui siaran video, dalam acara IPOC 2023 di Westin Resort, Nusa Dua, Bali, Kamis, 2 November 2023.
Menurut Mendag, semua pemangku kepentingan harus bersama-sama melakukan koordinasi dan kerja sama. “Karena kerja sama adalah kunci untuk memajukan industri sawit ini, terutama untuk menghadapi perlakuan yang tidak adil dari negara-negara maju,” tuturnya.
Adapun sebelumnya, Bursa CPO RI telah resmi diluncurkan pada 13 Oktober 2023 dan mulai beroperasi efektif pada pada 20 Oktober 2023. “Kita berharap dengan adanya bursa ini maka barometer harga CPO dunia ada di kita, wong kita nomor 1 (penghasil CPO),” kata Zulhas, pada 13 Oktober lalu.
Menurut dia, pembentukan bursa CPO Indonesia sangat penting mengingat Indonesia merupakan produsen CPO nomor satu di dunia, dengan jumlah produksi hampir 47 juta ton pada tahun 2022.
Demi memperkuat perdagangan CPO tersebut, maka Kementerian Perdagangan berinisiatif melakukan perbaikan perdagangan CPO di bursa berjangka. “Tujuannya adalah pembentukan harga acuan CPO yang transparan, akuntabel, dan melibatkan banyak penjual serta pembeli,” ujarnya.
DEFARA DHANYA PARAMITHA | AMY HEPPY
Pilihan Editor: Zulhas Diduga Kongkalikong Penerbitan Izin Impor Bawang Putih, Respons Dirjen Perdagangan Luar Negeri?