Sementara itu, penurunan NTP terdalam terjadi pada Subsektor Perikanan. NTP Subsektor Perikanan turun sebesar 0,76 persen. Hal ini terjadi karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun sebesar 0,43 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,33 persen. "Empat komoditas yang dominan mempengaruhi adalah ikan cakalang, layang, kembung, dan tongkol," kata Pudji.
Pada Oktober 2023, NTP Provinsi Kalimantan Selatan mengalami kenaikan tertinggi (2,53 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Kepulauan Riau mengalami penurunan terbesar (1,16 persen) dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya.
Di bulan yang sama, terjadi kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Indonesia sebesar 0,31 persen, yang utamanya disebabkan oleh kenaikan indeks pada seluruh kelompok pengeluaran.
Sementara itu, BPS juga melaporkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Oktober 2023 sebesar 116,79 atau naik 1,57 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
“Kenaikan NTUP terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 1,57 persen, lebih tinggi dari indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang mengalami kenaikan sebesar 0,10 persen,” kata Pudji.
Pilihan Editor: Ada Joki Pinjol, Masyarakat Diharapkan Lebih Sadar Pentingnya Perlindungan Data Pribadi