Dalam laporan kinerjanya, BSI mendorong pertumbuhan dana murah, terutama tabungan bisnis, yang menjadi salah satu engine dengan pertumbuhan 134,41 persen dan memiliki tren meningkat.
Dari segmen pembiayaan, penyaluran pembiayaan tercatat tumbuh positif, dengan kualitas yang sehat dan terjaga. Hingga September 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp232 triliun, bertumbuh 15,94 persen (yoy). “Pembiayaan didominasi oleh segmen konsumer sebesar Rp 117,92 triliun, korporasi sebesar Rp 54,39 triliun, mikro sebesar Rp 21,45 triliun, SME Rp 18,62 triliun, dan komersial Rp 11,86 triliun,” kata Hery.
Selain itu, BSI berkomitmen dalam penyaluran pembiayaan berkelanjutan. Hingga September 2023, pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp 53,6 triliun yang didominasi sektor UMKM sebesar Rp 43,4 triliun, disusul pertanian Rp 4,9 triliun, eco-effisien produk Rp 3,3 triliun, energi terbarukan Rp 1,4 triliun, dan proyek eco-green Rp 600 miliar.
Beberapa strategi secara konsisten dilakukan di antaranya fokus pada pembiayaan yang sehat dan orientasi jangka panjang, akselerasi business process, serta disiplin dalam monitoring kualitas pembiayaan. “Perseroan berkomitmen menyalurkan pembiayaan yang sehat dan sustain serta memiliki kualitas baik,” tutur Hery.
Hingga saat ini, market share pembiayaan BSI tumbuh 3,26 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Hal ini merupakan sinyal positif seiring dengan peningkatan market share industri perbankan syariah di Indonesia yang mengalami peningkatan sebesar 7 persen.
Pilihan editor: Ikut Kurangi Emisi Karbon, BSI Fokus Pembiayaan Berkelanjutan di Lima Sektor