Soal pelaksanaan proyek pembangunan, Risal mengakui bahwa proyek MRT Jakarta Fase 2 ini memiliki tantangan yang tidak mudah. “Meski relatif pendek, ini cukup rumit sebab memiliki kondisi geografis yang lebih menantang dan banyak ditemukan artefak-artefak bersejarah serta benda-benda cagar budaya,” kata Risal.
Namun, dia mengapresiasi upaya tim MRT Jakarta beserta para kontraktor untuk mengatasi kondisi geografis dan menjaga aset bersejarah yang ditemukan di sekitar lokasi proyek. Menurut Risal, ini bisa menjadi percontohan untuk pekerjaan proyek perkeretaapian lainnya yang membutuhkan penanganan khusus, termasuk terkait pengelolaan limbah proyek.
Risal menjelaskan bahwa perlu dilakukan pula transfer ilmu mengenai penanganan limbah tanah dan konstruksi terowongan underground yang tidak mengganggu dan memberikan dampak kepada lingkungan sekitar.
“Penanganan pekerjaan terowongan itu dapat digunakan dalam pekerjaan sejenis pada proyek perkeretaapian ke depan seperti LRT Bali dan Urban Transport di IKN,” tutur Risal.
Di samping itu, Risal juga mengatakan mitigasi dan tanggap darurat banjir yang dilakukan selama pembangunan MRT Jakarta juga perlu dicontoh pelaksana proyek perkeretaapian lainnya. Setelah pekerjaan MRT Jakarta Fase 2A ini rampung, maka akan dilanjutkan dengan Fase 2B yang membentang dari kawasan Kota Tua menuju kawasan Ancol.
“Kami berharap proyek ini dapat selesai tepat waktu agar dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat,” ucap Risal.
Pilihan Editor: Soal Investor Wait and See di Tahun Politik, Kepala Otorita IKN: Kami Nggak Lihat Itu, Sudah Terukur