TEMPO.CO, Jakarta - Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan nilai outstanding pinjaman online (pinjol) di Indonesia per Juli 2023 mencapai Rp 50,12 triliun. Jumlah tersebut naik 6,2 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya, yakni sebesar Rp 47,01 triliun pada Juni 2023.
Dari data itu diketahui, mayoritas nasabah pinjaman online adalah generasi muda, terutama dari kelompok usia 19 sampai 34 tahun. Mereka tercatat sebagai penyumbang terbesar penerima kredit pinjol, yakni 54,06 persen atau mencapai Rp 27,1 triliun.
Adapun kredit macet pinjol terbesar berasal dari peminjam yang berada di rentang usia 19 sampai 34 tahun, atau sebesar 40,24 persen dengan nilai kredit seret Rp 782 miliar. Kelompok usia tersebut termasuk dalam generasi milenial dan generasi Z.
Menyoroti hal tersebut, Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom Center of Economi and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menyebutkan ada beberapa penyebab utama anak muda menjadi nasabah pinjol. “Faktornya adalah kemudahan proses peminjaman,” ujar Huda kepada Tempo, Rabu, 18 Oktober 2023.
Proses mendapatkan pinjol ini sangat mudah. Para calon nasabah hanya perlu menyiapkan KTP dan akun platform digital untuk bisa langsung dapat pinjaman di platform tertentu. “Tanpa ada cross check kemampuan bayar yang lebih valid,” tuturnya.
Faktor penyebab kedua adalah sifat konsumtif anak muda. Hal ini terlihat pinjaman yang disalurkan pinjol mayoritas untuk keperluan konsumtif atau sekitar 65 persen dari total pinjaman online. “Belanja untuk album KPop, konser, dan sebagainya,” ujar Nailul. Kedua faktor ini sangat berperan dalam menentukan anak muda untuk terjun ke dunia pinjol.
Nailul menilai hal disebabkan oleh minimnya integrasi antara sistem literasi keuangan dan digital dengan kurikulum pelajaran di tingkat SMA. “Seharusnya, memang ada integrasi pelajaran tentang literasi keuangan dan digital dalam pembelajaran di sekolah, tidak hanya ketika ada event atau bulan literasi saja. Makanya banyak pelajar kita yang begitu lulus, gagap literasi keuangan digital,” katanya.
Pelajar juga harus waspada ada bahaya mengintai di balik proses peminjaman online yang sangat mudah dan bisa dilakukan oleh orang yang tidak berpenghasilan sekali pun. Ini belum lagi mempersoalkan keterkaitan antara pinjol dan judi online.
“Ada kesamaan pencarian kata kunci pinjol dengan zeus slot (proxy judi online),” katanya.
Dari pengamatannya, orang yang kalah judi online cenderung akan memburu pinjol karena menawarkan sistem mudah dan cepat. “Ya pilihannya pinjaman online,” tuturnya. Dengan demikian, secara tidak langsung, peningkatan judi online bakal memicu lonjakan utang di pinjol, baik yang legal maupun ilegal.
Pilihan Editor: OJK Blokir 1.484 Entitas Keuangan Ilegal, Mayoritas Pinjol Ilegal