TEMPO.CO, Jakarta - Certified Financial Planner Gembong Suwito mengatakan pengelolaan keuangan merupakan hal yang sangat penting. Tak jarang masyarakat dihadapkan tantangan besar ketika mengatur keuangan agar tetap aman.
“Banyak sekali tantangan besar saat mengelola keuangan, yang paling sering adalah boros dan impulsive buying,” ujar Gembong dalam acara workshop yang diselenggarakan oleh blu by BCA Digital di Kantor blu, The City Tower, Jakarta, Selasa, 17 Oktober 2023.
Masalah kedua yang menjadi tantangan terbesar adalah tidak mengerti bujeting dan cara mengatur keuangan. “Lalu, sering kali masyarakat berpikir, investasi itu adalah jalan pintas untuk menjadi kaya. Fenomena ini benar-benar kita alami terutama di tahun 2020, angkatan Covid,” tutur Gembong.
Kemudian, kata Gembong, generasi milenial yang merupakan sandwich generation dan tidak mempunyai financial goals juga menjadi tantangan tersendiri. “Selain itu, masyarakat seringkali tidak bisa mengatur keuangan, itu risikonya tinggi sekali,” ujarnya.
Berdasarkan survei terbuka yang diselenggarakan blu by BCA Digital pada Agustus 2021 lalu, 61 persen responden mengaku telah familiar dengan topik manajemen keuangan. Namun, mereka tidak bisa menjelaskan atau mempraktikkan pengelolaan keuangan yang baik dalam keseharian mereka. Selain itu, survei yang sama juga menemukan bahwa 34 persen dari responden justru bingung dan belum memahami cara mengatur keuangan.
Baca juga:
Lalu, bagaimana cara ideal mengatur keuangan? “Dengan menetapkan tujuan keuangan kita dulu. Kenapa begitu? Karena tujuan keuangan inilah yang akan menjadi motivasi utama kita dalam mengelola keuangan,” kata Gembong.
Untuk menetapkan tujuan keuangan ini, Gembong selaku Financial Planner menyarankan untuk memakai prinsip SMART Financial Goals, yaitu (S)pecific, (M)easurable, (A)chievable, (R)elevant, dan (T)ime-bound.
1. Specific
Dalam konsep ini, setiap individu harus spesifik dalam menetapkan tujuan keuangan. “Karena kalau kurang spesifik, maka tidak akan cukup fokus untuk mencapai tujuan keuangan,” kata Gembong. Sebagai contoh, keinginan membeli rumah di Jakarta dengan luas tanah 200m2 dalam waktu 5 tahun ke depan, atau ingin liburan ke Bali dengan budget Rp 5 juta.
2. Measurable
Pastikan upaya untuk mencapai tujuan keuangan itu terukur dengan menetapkan besaran uang dan waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan keuangan itu. Misalnya, dengan mempertanyakan berapa banyak uang yang dibutuhkan dan butuh berapa lama untuk mengumpulkannya.
3. Achievable
Turunkan tujuan keuangan menjadi rencana kerja atau action plan. Rencana kerja ini akan meliputi langkah-langkah konkrit yang terjangkau demi mencapai tujuan keuangan kamu.
4. Relevant
Pastikan tujuan keuangan relevan untuk kedepannya. Beberapa pertanyaan yang bisa ditanyakan pada diri sendiri adalah seperti, seberapa penting tujuan keuangan kamu ini buat kehidupanmu? Apakah ada alternatif lain? Seberapa skeptis kita bisa mencapai tujuan keuanganmu ini?
5. Time-bound
Tentukan target berapa lama yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan keuangan ini. Apakah jangka pendek, menengah atau jangka Panjang? Berapa lama tujuan keuangan jangka pendek? Apakah 1 sampai dengan 3 tahun? Bagaimana dengan jangka Panjang? Apakah 5 sampai dengan 10 tahun?
Dalam kesempatan yang sama, Head of Marketing Communications BCA Digital, Duardi Prihandiko, menyampaikan bahwa mengelola keuangan menjadi salah satu kemampuan yang perlu untuk dimiliki oleh setiap orang. “Mari kita mulai dengan menetapkan tujuan keuangan kita sebagai langkah awal untuk meraih financial goals, dengan berani mulai dari dari hal kecil,” ujar Duardi.
Terkait hal ini, blu by BCA Digital telah menyiapkan fitur bluSaving. Berdasarkan laman resmi blu, bluSaving adalah rekening tabungan yang dapat dinamai sesuai pos-pos kebutuhan. Dengan 20 jenis tabungan berbeda, para nasabah bisa menabung sambil mengatur pos keuangan, agar pengeluaran bisa lebih hemat dan teratur.
Pilihan Editor: BCA Buka Program Magang Bakti bagi Lulusan SMA, SMK dan D3