TEMPO.CO, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertamina menanggapi soal harga LPG 3 Kg yang disebut tembus Rp 30 ribu di Bukittinggi, Sumatera Barat.
"Kalau harga LPG di pangkalan resmi Pertamina tentu sesuai HET (harga eceran tertinggi) daerah setempat, untuk itu kami mengimbau masyarakat untuk dapat membeli di pangkalan resmi," kata VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, pada Tempo lewat pesan tertulis, Senin, 16 Oktober 2023.
Adapun penetapan HET LPG 3 Kg ditetapkan oleh pemerintah daerah atau Pemda masing-masing. Fadjar juga tak bisa memastikan berapa rata-rata harga eceran tertinggi itu.
Sementara itu Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, mengatakan pihaknya telah menyiapkan lebih dari 240 ribu pangkalan yang tersebar di wilayah Indonesia. Dia menyebut, Pertamina berupaya memastikan agar LPG bersubsidi tetap tersedia di pangkalan resmi.
"Bila ada pangkalan resmi yang menjual di atas ketentuan akan dikenakan sanksi," ungkap Irto pada Tempo.
Saat ini, lanjut dia, pihaknya tengah mencocokkan data pembeli dengan data P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem). Ini untuk mendukung penyaluran LPG bersubsidi yang tepat sasaran.
Sama seperti Fadjar, Irto tak menyebut secata gamnlang berapa rata-rata HET LPG 3 Kg. Tapi Irto menyebut harganya bervariasi antardaerah.
Sebelumnya diberitakan, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut ada banyak keluhan masyarakat Bukittinggi mengenai LPG yang dijual di atas HET. Adapun HET di Bukittinggi adalah Rp 17 ribu.
"Jangan mau antri lagi untuk harga Rp 30 ribu, orang Pertamina harus takut sama Pemda, jangan takut dengan agen nakal, kita minta Wako (Wali Kota) membantu Pertamina juga untuk mengecek mana warga yang layak menerima," kata Ahok di Bukittinggi pada Senin lalu, 9 Oktober 2023.
AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA