TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank UOB Indonesia Hendra Gunawan mengungkapkan UOB tidak akan menambah atau menggelontorkan pendanaan untuk proyek pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU.
"Saat ini kami tidak lagi menyediakan pembiayaan untuk proyek PLTU. Kami tidak membiayai, itu pasti," kata Hendra saat ditemui Tempo di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin, 9 Oktober 2023.
Dia menjelaskan, UOB bukan memangkas pembiayaan pada PLTU atau sektor batu bara. Tapi UOB Indonesia tidak menambah pendanaan pada sektor tersebut. Menurut Hendra, memangkas berarti memotong seluruh pembiayaan ke PLTU.
Pemangkasan tersebut bisa berimbas kepada kenaikan harga energi. Jika dipangkas, kata dia, orang kaya akan baik-baik saja karena mereka bisa membayar naiknya harga energi. Alih-alih orang kaya, masyarakat yang paling rentan yang akan menanggungnya.
"Mereka sudah mempunyai masalah dengan inflasi harga pangan dan sebagainya. Anda ingin membunuh mereka dengan harga energi yang lebih tinggi? Itu sangat tidak bertanggung jawab," ujar Hendra.
Dia menuturkan, UOB Indonesia mendukung transisi energi. Tapi, UOB harus mempertahankan baseline tertentu agar harga energi terjaga. Pada saat yang sama ketika ada peluang ekspansi, lanjut dia, UOB Indonesia perlu memfokuskan sumber daya modal untuk membantu perusahaan memperluas sektor bahan bakar non-fosil.
"Jadi kami meningkatkan kapasitas opsi yang lebih ramah lingkungan. Kami tidak memotong apa yang sudah kita miliki," tutur Hendra.
Pilihan Editor: Kurs Rupiah Terus Melemah hingga Dekati 16.000-an per USD, Importir Bersiap Naikkan Harga Jual