Indonesia, ujarnya, memang sudah hampir 5 tahun tidak mengimpor dari Cina. Belakangan pemerintah lebih memilih Vietnam, Thailand, dan Myanmar. Namun, menurut dia, Indonesia tak boleh hanya bergantung pada satu negara saja untuk impor beras. Sebab, harga yang ditawarkan nantinya bakal naik.
“Pasar beras dunia kan terbatas, jadi kalau Indonesia ambil banyak dari satu negara, pasti harganya akan naik,” tutur Suyamto.
Produksi Beras Dalam Negeri Merosot
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan pihaknya telah menghitung impor beras tambahan sebesar 1,5 juta ton. Dia mengatakan, impor tersebut akan dilakukan apabila produksi lokal tidak mencukupi.
Arief juga mengatakan bahwa tugas penambahan impor beras dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi adalah hal yang logis. Pasalnya, produksi di dalam negeri merosot akibat kekeringan ekstrem fenomena El Nino. Kementerian Pertanian mencatat produksi beras di Indonesia turun sekitar 5 persen akibat kondisi tersebut.
“Setelah November ditambah (impor) 1,5 juta ton. Kalau memang kurang, kenapa enggak? Pilih mana punya stok atau tidak punya stok?” kata Arief saat ditemui Tempo di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu, 4 Oktober 2023.
Menurutnya, impor beras akan dilakukan secukupnya saja untuk mengimbangi kekurangan cadangan dari dalam negeri. Di samping itu, pemerintah akan terus mendorong peningkatan produktivitas petani di Tanah Air.
Sebelumnya, Arief juga mengatakan pemerintah masih terus melakukan penjajakan dengan negara-negara penghasil beras untuk mendapatkan impor. Salah satu negara yang sudah dijajaki adalah Cina. “Kami sedang dijajaki dengan Cina setelah perintah Pak Presiden beberapa waktu lalu,” ujar Arief kepada Tempo, Selasa malam, 26 September 2023.
Selanjutnya: Mengendalikan harga di pasaran...