TEMPO.CO, Medan - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah 1 Medan turun ke lapangan untuk mencari tahu penyebab naiknya harga beras di tingkat konsumen, yang tidak sejalan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, yang menyebut produksi gabah petani surplus. Apalagi, sejak September sampai hari ini, harga beras terus naik.
Tim dipimpin Kepala Bidang Kajian dan Advokasi KPPU Shobi Kurnia, mendatangi beberapa kilang penggilingan padi di Kabupaten Deliserdang. Hasilnya ditemukan, harga tertinggi beras medium di pasar Rp 15 ribu per kilogram, sedangkan harga eceran tertinggi atu HET Rp 11.500 per kilogram. Info dari pedagang di Pasar Sukaramai, permintaan beras stabil walau harganya naik signifikan. Pedagang mengaku kekurangan pasokan beras lokal dari kilang.
Baca Juga:
Sidak ke gudang distributor, diperoleh informasi penyebab naiknya harga beras karena berkurangnya pasokan dari Gabah Kering Petani (GKP). Stok beras di beberapa gudang distributor yang dikunjungi, berasal dari luar Sumut, seperti Sulawesi Selatan dan produksi PT Wilmar Padi Indonesia dengan merek Sawah dan Sawah Hijau. Harga beras premium yang dibeli dari PT Wilmar Padi Indonesia Rp 12.700 per kilogram, dijual ke pengecer dengan harga Rp 13.500 per kilogram.
Shobi mengungkap penyebab kenaikan harga gabah sampai Rp 7.000 per kilogram pada Agustus-September karena beberapa daerah pertanian di Sumut, seperti Pantaicermin, Seirampah, dan Tebingtinggi terendam banjir sehingga sebagian besar petani padi gagal panen dan terjadi kelangkaan gabah.
“Faktor cuaca jadi penyebab terjadinya kompetisi harga di tingkat kilang. Petani atau agen pasang harga tinggi, jika kilang tidak mau membeli, mereka pindah ke kilang lain. Mau tidak mau, kilang ikut menaikkan harga,” kata Shobi, Kamis, 5 Oktober 2023.
Agen membeli gabah dari petani Rp 6.800 dan menjual kepada penggilingan seharga Rp 7.000 per kilogram. Pada Juli sampai September 2023, harga gabah masih di sekitar Rp 7.000 per kilogram, awal Oktober ini, sudah turun menjadi Rp 5.800 per kilogram.
"Saat ini, produksi gabah sudah mulai stabil karena masuknya masa panen. Harga diprediksi akan terus mengalami penurunan," ujar Shobi.
Selanjutnya: Hasil rangkaian sidak yang dilakukan....