TEMPO.CO, Jakarta - Empalah, 48 tahun, pedagang beras di Pasar Rawamangun Jakarta Timur mengatakan harga beras belakangan semakin melonjak hingga menembus Rp 16.000 per kilogram. Meski sudah disuplai pasokan beras Bulog, menurutnya kenaikan harga beras belum berhasil diredam.
"Susah peminatnya karena beras Bulog impor Vietnam ini kualitasnya kurang bagus. Ini kurang ada rasa, sepa," kata Empalah sambil menunjukkan perbandingan beras Bulog dengan beras medium lain di kiosnya pada Rabu, 4 Oktober 2023.
Menurut Empalah, beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) itu paling rendah kualitasnya dibandingkan beras medium lain. Hal itu terlihat dari tekstur dan warnanya. Warnanya, kata dia, lebih pucat dan tidak terlalu memiliki rasa.
Dia mengaku sudah membeli beras SPHP Bulog sebanyak 500 kilogram. Namun hingga hari ini belum ada satupun pembeli beras tersebut. Karena itu dia membagi pasokan beras SPHP itu ke kios lainnya sebanyak 20 pack atau 100 kilogram.
Selain karena kualitasnya, Empalah berujar pasokan beras Bulog juga belum berhasil meredam kenaikan harga karena masalah distribusinya. Dia sendiri mendapatkan stok beras SPHP dari Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Menurutnya, beras Bulog banyak disalahgunakan oleh mafia beras dengan cara dijual dengan kemasan premium yang harganya tinggi.
"Kalau dulu Bulog ngisinya ke pasar tradisional, sekarang ke Cipinang. Kalau ke Cipinang ngisinya kan ke pengusaha, pengusaha mah diolah, diisi, beras biasa masukin ke packing yang bagus jadi harga tinggi," ujarnya.
Meski demikian, ia mengatakan tidak kesulitan mendapatkan beras SPHP Bulog. Dia mendapatkan harga Rp 10.500 per kilogram dari PIBC, tetapi belakangan naik menjadi Rp 10.700 per kilogram dengan alasan biaya ongkos kirim. Beras SPHP Bulog dibanderol Rp 10.900 per kilogram atau Rp 54.500 per 5 kilogram.
"Tapi saya dari kemarin belum laku satupun karena ini jangankan ke ibu rumah tangga, Warteg aja nggak masuk, apalagi restoran," kata Empalah.
Adapun ia menyebutkan harga beras medium saat ini mencapai Rp 11.000-Rp 16.000 per kilogram. Akibat kenaikan harga beras, Empalah mengaku mengalami penurunan omzet hingga 50 persen.
Hal yang sama diungkapkan Yudi, 28 tahun, pedagang beras lainnya di Pasar Rawamangun Jakarta Timur. Menurut Yudi, pasokan beras tersedia banyak namun harganya masih tinggi. Dia juga menjual beras SPHP Bulog yang didapatkan dari PIBC. Namun beras tersebut, menurut dia, tidak banyak diminati pembeli.
"Iya kurang kualitasnya sih, bagusan lokal. Sepi yang beli," kata dia saat ditemui di kiosnya, Rabu, 4 Oktober 2023. Padahal, ujarnya, harga beras Bulog jauh di bawah harga beras-beras medium lainnya.
Dia mengatakan saat ini harga beras medium paling rendah Rp 12.000-13.000 per kilogram. Padahal sebelum April, harganya Rp 10.500 per kilogram. Hal itu membuatnya mengalami penurunan omzet sekitar 30 persen.
Pilihan Editor: Pontjo Sutowo Temui Mahfud MD terkait Kasus Hotel Sultan, Kuasa Hukum: Tidak Mau Ribut dengan Pemerintah