Tak hanya itu, penguatan dolar turut dipengaruhi indeks dolar AS yang menguat ke kisaran 107 pagi ini dari sebelumnya di kisaran 106. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS pun dinilai masih bergerak naik.
Hal senada disampaikan oleh Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi. Ia meramalkan rupiah bakal melemah di tengah ekspektasi perekonomian AS akan tetap lebih tangguh terhadap kenaikan suku bunga dan harga minyak dibandingkan negara lain.
“Federal Reserve pada pekan lalu memperingatkan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut dan kemungkinan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 2 Oktober 2023.
Sementara itu, penutupan sebagian pemerintah (partial government shutdown) AS dinilai segera terjadi dan bakal mempengaruhi rilis data ekonomi dan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi.
Adapun pada Jumat lalu, Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS telah menolak rancangan undang-undang yang mengusulkan untuk mendanai sementara pemerintah, sehingga memastikan bahwa sebagian lembaga federal akan ditutup mulai Ahad, 1 Oktober 2023.
“Penutupan pemerintahan akan ‘merusak’ kemajuan ekonomi AS dengan menghentikan program-program utama bagi usaha kecil dan anak-anak, dan dapat menunda perbaikan infrastruktur besar-besaran, kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen,” kata Ibrahim.
ANTARA
Pilihan Editor: Rupiah Melemah ke Level Rp 15.494 per Dolar AS, Pengamat: The Fed Keluarkan Sinyal Hawkish