TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Sunu Widyatmoko menyoroti hambatan digitalisasi UMKM. Menurutnya, digitalisasi UMKM masih terhambat karena pembangunan infrastruktur digital yang belum merata dan stabil.
"Kebanyakan UMKM di industri ini masih konvensional, terutama di luar Jawa," kata Sunu dalam AFPI UMKM Digital Summit pada Kamis, 21 September 2023.
Menurutnya, infrastruktur digital sangat penting untuk meningkatkan potensi UMKM. Infrastruktur digital yang dimaksud utamanya adalah akses jaringan internet yang lebih stabil dan menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
"Yang akan menggerakkan UMKM ini bisa lebih akseleratif secara growth itu akses internet yang jauh lebih stabil, jaringan di pelosok yang lebih kuat, itu jadi salah satu piilar ekosistem UMKM ini bisa naik kelas," tambah Sunu.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan Kominfo berkomitmen mendukung penuh akselerasi UMKM. Ia mengklaim kementeriannya telah melakukan berbagai upaya untuk memfasilitasi UMKM, khususnya di bidang digital.
"Kominfo lakukan program pendampingan UMKM melalui digital mentoring dan bisnis inkubator. Kedua Kominfo mendukung Bangga Buatan Indonesia. Hingga Juni 2023, Kominfo memfasilitasi 22 juta UMKM untuk on boarding ke ekosistem digital," kata Budi Arie dalam kesempatan yang sama.
Mengenai infrastruktur digital, Budi Arie mengakui bahwa Indonesia masih tertinggal. Penetrasi internet di Indonesia baru 78 persen, sementara kecepatan internet rata-rata 15-22 megabit per detik (Mbps).
"Kita ini peringkat ke 98 dunia dan di ASEAN nomor 9 dari 10, cuman beda satu tingkat dengan Myanmar. Ini harus ditingkatkan untuk mendukung dan mengakselerasi UMKM di Indonesia," tegas Budi Arie.
Selanjutnya: Menurut Budi Arie, investasi untuk menggelar 5G mahal....