TEMPO.CO, Jakarta - Proyek Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap atau dikenal dengan sebutan Tol Getaci akan dilelang ulang. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR, yakni Hedy Rahardian. Lebih lanjut, pemerintah memutuskan untuk melakukan proses pelelangan ulang karena sebelumnya tidak terjadi penandatanganan perjanjian dukungan pembiayaan perbankan atau yang juga disebut dengan financial close.
Dengan dilakukannya proses lelang ulang tersebut, maka dipastikan konstruksi Jalan Tol Getaci akan mengalami kemunduran. Selain itu, seperti dilansir dari laman Antaranews.com, Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Herry Trisaputra Zuna menargetkan bahwa lelang pembangunan Proyek Strategis Nasional atau PSN Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap pada akhir tahun ini.
“Ditargetkan tahun ini, kalau bisa lebih awal. Kita kejar tahun ini harusnya proyek Tol Getaci bisa lelang,” ujar Herry Trisaputra Zuna di Jakarta, pada Selasa, 29 Agustus 2023 silam.
Pada saat ini, Herry menyebut bahwa Kementerian PUPR sedang menyiapkan proses pelelangan Proyek Tol Getaci. Persiapan tersebut melalui proses kajian baik aspek teknis maupun finansial.
“Sedang disiapkan, memang proyek Tol Getaci sedang dikaji baik aspek teknis maupun finansialnya, nanti setelah hal tersebut selesai maka kita langsung lelang,” ujar Herry seperti dilansir dari laman Antaranews.com.
Herry juga menyebut bahwa ruas Proyek Tol Getaci yang akan dilelang merupakan ruas dari Gedebage sampai dengan Ciamis. Sementara itu, untuk proses pengadaan lahan Proyek Tol Getaci yang sedang dilelang tersebut telah sampai Garut Utara, dan proses pengadaan lahan akan terus berjalan.
Selain itu, masih dilansir dari laman Antaranews.com, pembangunan proyek jalan Tol Getaci akan dilanjutkan hingga wilayah Ciamis. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR masih melalui DJPI menyebut bahwa tujuan pembangunan Tol Getaci hingga ke Ciamis bertujuan untuk persiapan pembangunan yang lebih terukur.
“Pembangunan Getaci hingga Ciamis bertujuan agar persiapan pembangunan tersebut lebih terukur dan kemudian sisanya kita akan paketkan lagi untuk dilakukan pelelangan,” ujar Herry.
Selain pembangunan yang lebih terukur, tujuan pembangunan jalan Tol Getaci hingga ke Ciamis juga bertujuan untuk mendorong minat badan usaha terhadap proyek jalan Tol Getaci. Lebih lanjut, Kementerian PUPR berharap bahwa konstruksi Tol Getaci dapat dimulai pada akhir tahun ini.
Tidak hanya sampai dengan Cilacap, pembangunan jalan Tol Getaci nantinya akan diharapkan dapat terkoneksi secara bertahap hingga Yogyakarta sesuai dengan rencana induk atau masterplan. Proyek Tol Getaci akan berperan untuk menghubungan Jaringan Jalan Tol Getaci dengan Jaringan Jalan Tol New Yogyakarta International Airport atau NYIA Kulonprogo - Yogyakarta - Solo.
Sebelumnya, Tol Getaci merupakan sebuah proyek pembangunan jalan tol yang akan melintasi dua provinsi, yakni Jawa Barat dengan lintasan sepanjang 171,4 kilometer dan Jawa Tengan dan lintasan sepanjang 35,25 kilometer dengan total panjang mencapai 206,65 kilometer. Angka tersebut menjadikan Tol Getaci sebagai ruas jalan tol terpanjang di Indonesia.
Jalan tol ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Nilai investasi yang digunakan untuk membangun jalan tol tersebut memakan biaya sebesar Rp 56 triliun dan akan dibagi dalam 2 tahap pembangunan, yakni tahap pertama Gedebage hingga Tasikmalaya dengan rencana mulai dibangun pada 2022 dan selesai pada 2024, kemudian tahap kedua yakni Tasikmalaya hingga Cilacap dengan konstruksi yang dimulai pada 2027 dan selesai pada 2029 mendatang.
Pilihan Editor: Profil Tol Getaci Terpanjang di RI Senilai Rp 56 Triiliun yang Bakal Dilelang Ulang