TEMPO.CO, Jakarta - Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi menjelaskan untuk mewujudkan integrasi ekonomi domestik, konektivitas global menuju Indonesia Emas 2045, dibutuhkan sistem logistik nasional yang tangguh.
Menurut Setijadi, upaya membangun sistem logistik yang tangguh harus dilakukan berdasarkan pemetaan pasokan dan permintaan secara end-to-end.
Pengembangan sistem logistik yang tangguh, kata Setijadi, tidak hanya untuk mengikuti pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mendorong kemunculan pusat-pusat pertumbuhan baru. Dengan paradigma ship promotes the trade, pengembangan sistem logistik yang tangguh dapat diarahkan.
“Untuk mendorong pertumbuhan, baik secara nasional maupun spasial (wilayah),” ujar Setijadi lewat keterangam tertulis pada Senin, 18 September 2023.
Dia menyinggung pernyataan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa yang mengatakan Visi Indonesia Emas 2045 harus dicapai dengan lompatan besar. Salah satunya dengan transformasi ekonomi untuk membawa Indonesia keluar dari middle income trap dan melompat maju.
Ekonomi Indonesia juga diharapkan tumbuh rata-rata 6-7 persen pada 2045 dengan salah satu arah dalam transformasi ekonomi untuk Indonesia Emas adalah integrasi ekonomi domestik dan global. Hasil kajian Bappenas menunjukkan biaya logistik nasional (domestik) sebesar 14,1 persen dan biaya logistik ekspor sebesar 8,98 persen terhadap harga barang. Sasaran biaya logistik tahun 2045 sebesar 9,0 persen terhadap PDB.
Selanjutnya: “Peningkatan pertumbuhan dan pemerataan...."