Saat ini BP Batam sedang mengebut relokasi empat perkampungan di lahan seluas 2.000 hektare yang bakal ditempati Xinyi Group, investor Cina yang digandeng MEG dengan investasi senilai kurang lebih Rp 172 triliun. Targetnya, reloksi selesai 28 September 2023.
Namun, proyek tak berjalan mulus. Konflik pecah pada 7 Septembber 2023. Saat itu,bentrok terjadi antara warga dengan aparat gabungan TNI-Polri ketika aparat gabungan memaksa masuk perkampungan untuk memasang tapal batal di Pulau Rempang. Kerusuhan kembali pecah ketika masyarakat berunjuk rasa di depan Kantor BP Batam pada 11 September 2023
Pengamat kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat meminta pemerintah meninjau ulang izin yang telah diberikan kepada investor untuk berinvestasi di Pulau Rempang. Hal itu penting untuk memastikan tidak adanya pelanggaran hukum dan ketentuan yang berlaku.
“Termasuk untuk memastikan kepentingan masyarakat setempat diperhatikan,” kata Achmad lewat keterangan tertulis, Kamis, 14 September 2023.
Selain itu, Achmad meminta dialog terbuka dilakukan. Menurutnya, pelibatan aktif masyarakat dalam setiap tahap pengambilan keputusan menjadi kunci penyelesaiaan konflik yang bergejolak di Pulau Rempang. Sebab dengan begitu, masyarakat dapat memastikan bahwa suaranya didengar dan dipertimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan. "Mulai dari pembuatan perjanjian hingga implementasi proyek."
Pilihan Editor: Aspebindo Minta Arsjad Rasjid Nonaktif sebagai Bos Kadin, Apa Alasannya?