Ada juga pedagang yang sudah melakukan live selama satu jam penuh tetapi tidak ada yang beli karena penonton hanya sampai sepuluh orang. “Nasib pedagang kecil, live selama 1 jam gak ada yang beli satupun, penonton hanya stay 10 orang. barang jadi diam dan numpuk lagi,” tulis @thej*** dalam keterangan unggahan videonya.
Curahan hati tentang sepinya pembeli meski sudah live TikTok pun dialami oleh beberapa pedagang yang baru mengalihkan bisnisnya secara online. “Ku kira live jualan produk itu mudah. hari ke-10 live penonton masih sepi banget, rasanya mau nyerah. Penonton keluar masuk terus dan kadang sering 0 penonton padahal live setiap hari berjam-jam. Bantu support aku ya guys biar selalu semangat buat live setiap hari,” tulis @alficol*******.
Selain itu, ada juga pedagang yang mempertanyakan sampai kapan kondisi sepi pembeli ini berlangsung. “Live jualan tiap hari jam 06.00 – 22.00 tapi ga ada satupun yang checkout. Sampai kapan ya Allah jualan sepi kaya gini? Padahal kami jual barang import sudah paling murah,” curhat @yun**.
TikTok Shop Tidak Boleh Merangkap jadi Social Commerce
Mengenai TikTok yang dianggap memukul UMKM di Tanah Air, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas angat suara soal TikTok Shop yang belakangan ramai diperbincangkan.
Zulhas menegaskan seharusnya TikTok tidak merangkap fungsinya sebagai media sosial dan social commerce.
"Izin gak boleh satu. Dia media sosial, jadi sosial commerce. Nanti mati yang lain," ujar Zulhas saat ditemui di Hotel Harris Vertu, Jakarta, Senin, 11 September 2023.
Adapun yang dimaksud dengan social commerce adalah gabungan media sosial dan e-commerce, seperti Instagram Shop, Tiktok Shop, Facebook Store, dan sebagainya.
Zulhas menjelaskan, dengan TikTok merangkap media sosial dan social commerce, produk hasil UMKM bisa jadi kalah bersaing. Pasalnya, social commerce dengan algoritmanya memungkinkan market intelligence dilakukan dan mengarahkan konsumennya ke produk yang mereka hasilkan.
Sebelumnya, ia mengaku sudah banyak pihak yang mengeluhkan langsung ke dirinya soal ekspansi besar-besaran TikTok Shop. Oleh sebab itu Kemendag perlu bersama sejumlah pemangku kebijakan yang lain mengaturnya.
"Ini mau diatur. Banyak yang datang ke saya. Beauty datang, UMKM datang, fesyen datang, yang katanya diserbu besar-besaran. Makanya akan kami tata lagi," tutur Zulhas.
RADEN PUTRI | CAESAR AKBAR | ANTARA
Pilihan Editor: Soal Nasib TikTok Shop di RI, Zulhas: Dia Media Sosial jadi Social Commerce, Nanti Mati yang Lain