“Contohnya, yang dibahas selalu ‘utang jumbo BUMN Rp 1.600 triliun’. Tidak pernah ditulis modal jumbo BUMN yang nilainya Rp 3.100 triliun,” kata Erick. Dia pun membandingkan komposisi modal dan utang di BUMN yang masing-masing mencapai 65 persen dan 35 persen.
"Kalau kita bicara di dunia usaha, ini sudah jelas modalnya 65 persen dan utangnya hanya 35 persen. Tapi saya tidak bisa menutup mata bahwa masih banyak juga BUMN yang kurang sehat," kata Erick.
Erick dalam kesempatan itu juga menyebutkan mendapat dorongan dari Komisi VI untuk mengeluarkan peraturan menteri bahwa perusahaan-perusahaan BUMN tidak boleh lagi miliki "anak cucu" usaha. Ia pun berencana untuk menutup anak dan cucu perusahaan BUMN.
"Jadi mungkin Pak Wamen (wakil menteri) bulan depan kita tutup lagi, seperti masukan-masukan, kalau BUMN yang melahirkan anak cucu tanpa izin ataupun ada BUMN yang ada anak cucu tetapi menggerogoti," ujar Erick.
Lebih jauh Erick Thohir berharap agar Komisi VI DPR dapat berdiskusi dengan komisi-komisi lainnya untuk mempercepat proses pengesahan RUU BUMN. “Karena itu sejak awal saya meminta dan memohon kepada Komisi VI juga melakukan pembicaraan kepada banyak komisi lain."
SULTAN ABDURRAHMAN | ANTARA
Pilihan Editor: Tangani Polusi Udara, Erick Thohir Beberkan Langkah dari Dorong Transisi Kendaran Listrik, Suntik Mati PLTU, hingga..