TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menyoroti gangguan LRT Jabodebek yang terjadi pada hari ketiga pasca peresmian operasi. Gangguan tersebut terjadi pada LRT Jabodebek yang berangkat dari Bekasi Rabu pagi ini, 30 Agustus 2023. Penumpang diturunkan setelah perjalanan sekitar lima menit.
"Belum lagi soal pengereman yang kurang halus dan jarak antarkereta di stasiun yang kurang optimal. Perlu peninjauan ulang dan evaluasi menyeluruh," kata Achmad melalui pesan WhatsApp kepada Tempo, Rabu, 30 Agustus 2023.
Achmad juga mengatakan permasalahan dan keluhan masyarakat pengguna LRT Jabodebek harus diperhatikan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah desain pintu kereta LRT Jabodebek yang dinilai terlalu rendah. Desain pintu ini, meskipun didasarkan pada data statistik tinggi rata-rata penduduk Indonesia, seharusnya dipikirkan dengan lebih inklusif.
Desain pintu yang rendah, menurut Achmad, juga bisa menimbulkan kecemasan dan ketidaknyamanan bagi pengguna yang memiliki phoba ruang sempit. "ayangkan ketika mereka harus masuk melalui pintu yang rendah dan berada di dalam kereta yang mungkin penuh dengan penumpang lain. Ini tentu bukan pengalaman yang diharapkan dari transportasi massal modern," ujarnya.
Achmad pun merekomendasikan agar pihak pengelola LRT Jabodebek segera mengevaluasi dan melakukan perbaikan. Perkara masalah teknis, misalnya, Achmad menyebut adanya kebutuhan untuk meningkatkan pemeliharaan rutin dan pelatihan bagi staf. Terutama dalam penanganan situasi darurat. Hal itu untuk memastikan bahwa gangguan operasional dapat diminalisir.
Pengelola LRT Jabodebek perlu memperkuat komunikasi publik