"Sekarang kita mengalami kekurangan air, tapi Alhamdulillah kita masih bisa panen," ujar Harvick Hasnul Qolbi dalam keterangan tertulis di Pangkalpinang, Sabtu, 5 Agustus 2023.
Ia juga yakin El Nino belum berdampak terhadap produksi beras petani di Indonesia usai menyaksikan langsung panen padi sawah sawah di Dusun Petaling Jaya Kabupaten Bangka Barat, Jumat kemarin. "Hasil survei kami setiap daerah, bahwa produksi beras kita tidak terganggu karena petani masih panen meski mengalami kekurangan air untuk pertaniannya."
Sebelumnya, Ombudsman RI telah meminta kepada pemerintah untuk menaikkan kuota pupuk bersubsidi dari 9 juta ton menjadi 18 juta ton untuk mengantisipasi dampak El Nino yang dapat menurunkan produktivitas pertanian.
Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menyebutkan, dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa El Nino memberikan dampak pada penurunan produksi pangan dan peningkatan harga pangan yang berimbas pada kenaikan inflasi dan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB).
Oleh sebab itu, penambahan kuota pupuk bersubsidi yang melibatkan Kementerian Pertanian dan PT Pupuk Indonesia diperlukan untuk membantu meningkatkan produktivitas pertanian pangan. "Maka menambah kuota pupuk bersubsidi dapat dipertimbangkan menjadi salah satu opsi."
Lebih jauh, Yeka juga menggarisbawahi mengenai kesinambungan kebijakan pupuk bersubsidi dengan upaya peningkatan jumlah Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Pasalnya, pupuk bersubsidi menyumbang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian pangan, yang kemudian dapat diserap oleh Bulog sehingga memenuhi target CBP secara nasional.
Adapun Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah tahun ini minimal sebanyak 2,4 juta ton. Presiden Jokowi juga sudah meminta Bulog meningkatkan stok CBP dari yang sudah diamankan sebanyak 1,3 juta ton per 2 Agustus 2023, dengan target serapan 2,4 juta ton sampai akhir tahun 2023.
ANTARA
Pilihan Editor: 5 Fakta Kasus Kelaparan di Papua, Pemerintah Sudah Lakukan Apa Saja?