Ketiga, aksi juga akan menuntut dihapuskannya ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold. Menurut Said Iqbal, hal ini dibutuhkan agar lebih banyak alternatif gagasan yang dibahas dalam pemilu.
Ia menilai banyak gagasan yang tidak disentuh calon presiden saat ini. Contohnya, tidak ada satupun calon presiden yang mengangkat isu UU Cipta Kerja, reforma agraria, perahu untuk nelayan, atau pengangkatan guru honorer. “Apakah buruh dipaksa untuk memilih calon presiden yang enggak pernah mendiskusikan isu kita?” kata Said Iqbal.
Keempat, demo buruh juga akan menuntut dicabutnya UU Kesehatan. Partai Buruh dan KSPI mengatakan kebijakan jaminan kesehatan dalam UU tersebut nantinya dapat berubah untuk membuat pasien urun bayar. Said Iqbal mencontohkan biaya pengobatan yang tadinya ditanggung 100 persen oleh pemerintah, dapat berkurang menjadi hanya sebagian.
Selain itu, ia juga menyoroti dampak dari program Kamar Rawat Inap Standar atau KRIS. Ia menduga kebijakan KRIS yang menghapuskan kelas-kelas layanan BPJS akan turut menghilangkan kelas-kelas iuran yang lebih rendah. “Pasti kan yang akan diambil iuran tertinggi,” ujarnya.
Terakhir, Partai Buruh dan organisasi serikat pekerja menuntut diwujudkannya jaminan sosial yang lebih luas. Menurut Said Iqbal, penting untuk mengganti program bantuan langsung tunai (BLT) menjadi jaminan sosial agar program bantuan pemerintah jadi lebih berkelanjutan. “Siapapun presiden, siapapun menteri, tetap ada anggaran,” ujarnya.
Said Iqbal juga mengungkapkan bahwa partai buruh di seluruh dunia selalu mengedepankan program jaminan sosial. “Jadi kami berfokus di situ,” ucapnya.
SULTAN ABDURRAHMAN
Pilihan editor: Buruh Aksi Jalan Kaki Bandung-Jakarta, Bawa Empat Tuntutan