Menurut Hariadi, teknologi aplikasi tersebut juga terbilang canggih, jika terkendala dengan sinyal, para petugas Kantor Pos tetap bisa melakukan proses face recognition dan geotagging dalam aplikasi tersebut.
Ketika sinyal sudah aktif kembali, data KPM yang diambil melalui kedua proses tadi tetap akan masuk di sistem aplikasi tersebut.
Dia menyatakan pula, penerapan teknologi digital sangat bermanfaat, terutama dalam penyimpanan data para warga yang menjadi KPM bantuan yang akan memudahkan Pos Indonesia untuk kembali menyalurkan program bantuan selanjutnya ketika dipercaya kembali oleh Pemerintah.
Hariadi menambahkan, pihaknya tidak pernah bekerja sendiri dalam menyalurkan bantuan, namun selalu mendengar dan mengutamakan komunikasi dengan para pemangku, termasuk Kementerian Sosial yang memberi kepercayaan penyaluran bantuan ini.
"Kami mendengarkan aspirasi-aspirasi mereka. Jadi akhirnya apa yang kami lakukan dengan menerapkan face recognition dan geotagging sebenarnya salah satu aspirasi yang disampaikan. Bagaimana kami memastikan bahwa penyalurannya benar-benar tepat sasaran. Kami meminimalisasikan jumlah KPM-KPM yang tidak layak," katanya.
Pilihan editor: Hari Ini PT Pos Indonesia Mulai Salurkan Bansos Pangan ke 13 Juta Keluarga