Pengamat sebut pembiayaan BPJS Kesehatan akan naik hingga 2025
Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar juga ikut menanggapi perihal BPJS yang disebut berpotensi defisit pada 2025. Dia menilai, pembiayaan atau pengeluaran BPJS Kesehatan akan naik mulai tahun ini hingga 2025.
"Jadi memang kalau saya melihatnya bahwa 2023, 2024, 2025 memang pembiayaan (pengeluaran) akan naik," ujar Timboel saat dihubungi Tempo, Rabu, 19 Juli 2023.
Sebab, kata dia, lahirnya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 3 Tahun 2023 mengatur kenaikan sistem paket per episode pelayanan kesehatan atau Indonesian Case Based Group (INA-CBG), kenaikan kapitasi, dan penambahan beberapa screening dalam pembiayaan.
"Termasuk penambahan beberapa screening, dengan kemungkinan Covid-19 akan dibiayai oleh JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) karena itu sudah jadi penyakit biasa," beber Timboel.
Lebih lanjut, dia mencatat pembiayaan oleh BPJS Kesehatan pada tiga bulan pertama sudah mencapai Rp 46 triliun. Jika dikali empat, kata dia, jumlahnya mencapai lebih dari Rp 100 triliun.
"Kalau kemarin public exposure kan pendapatan (BPJS Kesehatan) Rp 144 triliun, pengeluaran atau pembiayaan Rp 113 triliun," tutur dia.
Saran pengamat agar BPJS tak defisit
Oleh sebab itu, Timboel menyarankan BPJS Kesehatan meningkatkan pendapatannya dengan memaksimalkan perolehan iuran. Sebab, menurut dia pendapatan utama dana jaminan sosial atau DJS JKN adalah melalui iuran.
"Menurut saya, sebenarnya bisa tidak defisit kalau pendapatan iuran diperkuat," kata Timboel saat dihubungi Tempo, Rabu, 19 Juli 2023.
Dia menjelaskan, penguatan pendapatan iuran itu bisa dilakukan dengan meningkatkan kepesertaan lebih banyak lagi, terutama kepesertaan aktif.
Pada acara public exposure sebelumnya, BPJS Kesehatan menyebut ada 258 juta peserta. Menurut Timboel, jumlah tersebut termasuk peserta yang memiliki tunggakan. Padahal, pendapatan utama BPJS Kesehatan adalah dari iuran peserta aktif.
"Kalau pun ada (pendapatan lain), kita lihat pos-pos pendapatan Silpa (sisa lebih perhitungan anggaran) kapitasi itu mah hanya Rp 300 miliar, pendapatan hasil investasi Rp 1,4 triliun, pendapatan cukai itu mah cuma ratusan miliar," jelas Timboel.