Febri melanjutkan, penurunan impor terbesar pada industri manufaktur ditunjukkan oleh subsektor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, kemudian industri mesin dan perlengkapan YTDL, industri logam dasar, dan industri komputer, barang elektronik, dan optik.
Lebih lanjut, Febri menyampaikan penurunan terbesar impor komoditas industri pengolahan nonmigas terjadi pada bahan bakar mineral, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, dan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.
"Menurunnya kinerja ekspor dan impor tentu akan berpengaruh pada kondisi sektor industri manufaktur Indonesia," ujar Febri.
Namun, Jubir Kemenperin itu optimistis dengan kondisi pasar di dalam negeri. Menurut Bank Indonesia, kata dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik karena didukung permintaan domestik dan investasi yang kuat.
Lebih jauh, Febri mengatakan Kemenperin terus memantau dinamika ekonomi global guna mengantisipasi dampak negatif penurunan ekspor dan impor terhadap kinerja sektor industri manufaktur.
Pilihan Editor: Puncak El Nino Diprediksi Terjadi Agustus sampai September, Kementan Siapkan 9 Strategi Ini