TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, mengatakan sudah 93 persen penduduk Indonesia yang terdaftar dalam layanan Jaminan Kesehatan Nasionl (JKN). Adapun berdasarkan data per 1 Juli 2023, kepesertaan JKN sudah mencakup 258.321.423 jiwa.
"Ada 7 persen yang belum jadi peserta. Tapi kalau yang sudah jadi peserta dan tidak aktif, ada puluhan juta," kata Ghufron ketika ditemui wartawan di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jakarta, pada Selasa, 18 Juli 2023.
Ghufron mengatakan mayoritas peserta JKN yang tidak aktif merupakan peserta yang bukan penerima upah. Misalnya, penjual bakso, petani, atau pedagang mandiri. "Kalau di negara lain, namanya missing middle. Kalangan menegah, tapi tidak masuk kategori miskin," kata dia.
Pasalnya, jika masuk kategori miskin, maka iuran jaminan kesehatan ini dibayarkan pemerintah, melalui kepesertaan BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Ia menuturkan kategori missing middle tersebut sebenarnya termasuk kalangan mampu membayar iuran. Namun, masalahnya terletak pada tidak adanya kemauan membayar. Padahal, kata dia, mereka memenuhi dan aspek kemampuan membayar.
"Dia mampu bayar, karena mampu bayar rokok yang misalnya sebulan Rp 150 ribu. Tapi ini buat BPJS Kesehatan, sebulan Rp 42 ribu, rasanya berat," ujar dia.
Pilihan Editor: BPJS Kesehatan Cairkan Klaim Rp 113,47 T untuk Peserta JKN Sepanjang 2022