TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, Dony Oskaria, menargetkan dampak ekonomi atas penyelenggaraan MotoGP 2023 sebesar Rp 4,28 triliun. Pada tahun lalu, ajang serupa yang digelar di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu telah memberikan dampak ekonomi hingga Rp 3,57 triliun.
"Jadi ekspektasi kami, dampak ekonomi ini akan meningkat 20 persen daripada penyelenggaraan yang pertama," ucap Dony saat ditemui di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Kamis, 13 Juli 2023.
Ia mengaku optimistis target itu bakal tercapai. Pasalnya, InJouney bersama co-promotor yaitu Dyandra Promosindo bakal menggelar lebih banyak side event. InJourney juga berencana membawa lebih banyak produk lokal. Terlebih sebagai BUMN, kata dia, InJourney tidak bisa semata-mata mencari keuntungan tetapi juga memikirkan dampak ekonomi terhadap masyarakat NTB dan Lombok.
Dampak ekonomi yang dihasilkan dari ajang ini, menurutnya, terlihat dari banyak hotel dan homestay baru yang dibangun di sekitar area sirkuit. Dia juga mengklaim kunjungan wisatawan mancanegara di Mandalika meningkat drastis.
Selain dampak ekonomi terhadap masyarakat lokal, InJourney juga berharap event MotoGP dapat menyedot sorotan media, khususnya media internasional. Sehingga, dapat menjadi promosi kreatif untuk pariwisata di Lombok, khususnya Mandalika.
"Tentu ini akan menjadi branding yang sangat kuat untuk Mandalika dan Lombok. Jadi promosi gratis kan," kata dia.
Ihwal return of investment (ROI), Dony menegaskan Injouney juga menargetkan ajang MotoGP tidak boleh rugi, Dia mengaku sedang menghitung Proyeksi keuntungannya bersama promotor. Dengan menggandeng Dyandra, tuturnya, semua biaya penyelenggaraan akan ditanggung oleh co-promotor tersebut. Kemudian keuntungan dari ajang ini kemudian akan dibagi kepada dua pihak.
Pilihan Editor: InJourney Rilis Harga Tiket MotoGP Mandalika 2023, Berikut Daftar Lengkapnya