TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menjelaskan soal kondisi darurat saat light real transit atau LRT Jabodebek beroperasi beserta antisipasinya. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubunan M. Risal Wasal pihaknya sudah mempersiapkan antisipasi kondisi darurat di dalam kereta layang itu saat beroperasi.
Risal mencontohkan jika semua listrik LRT Jabodebek mati, maka akan ada baterai yang berada di atas kereta akan menjalankannya hingga sampai ke stasiun terdekat. “Itu yang kita siapkan dalam antisipasi adanya gangguan perjalan dalam sistem LRT ini,” ujar dia di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta Selatan, pada Rabu, 12 Juli 2023.
Risal menceritakan bahwa momen gangguan juga sempat disimulasikan pada uji coba operasional pagi tadi. “Tadi ada sedikit, bukan hambatan tapi fail-safe. Begitu ada gangguan maka kereta itu akan langsung berhenti,” kata dia.
Saat kereta berhenti mendadak itu, Risal melanjutkan, train attendant langsung melaporkan kepada Operation Control Center (OCC)—yang ada di depo. Train attendant tersebut menanyakan ada peristiwa apa yang terjadi sehingga membuat kereta itu berhenti. Lalu, dia mencontohkan, pihak OCC menjawab tidak ada masalah berarti. Maka kereta akan lanjut melaju.
“Misalnya, itu karena hanya binatang, atau burung terbang. Maka akan lanjut jalan. Begitu safe-nya persiapan kereta ini,” ucap Risal.
Namun, meski kereta tersebut beroperasi otomatis, dia menegaskan bahwa pihaknya akan menjamin keselamatan penumpang. Menurut Risal, semua sistem dalam operasional LRT Jabodebek akan dipastikan berfungsi dengan baik. “Kita perhatikan.”