TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan di masa mendatang Indonesia bakal menjadi negara primadona penghasil energi baru dan terbarukan (EBT). Hal ini disampaikannya saat menghadiri rapat kerja Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) di Yogyakarta pada hari ini.
Ridwan Kamil yang juga menjabat sebagai Ketua Umum ADPMET itu dalam forum itu menyebutkan Indonesia memiliki potensi besar dalam energi baru dan terbarukan. "Karena setelah dihitung seluruhnya mulai dari panas bumi, panas matahari, air mengalir dan angin, totalnya bisa mencapai 400.000 megawatt," tuturnya, Rabu, 5 Juli 2023.
Dalam forum yang mengangkat soal Undang-Undang No. 1/2022 Tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (HKPD) dan Strategi Pemanfaatan Gas di Era Energi Bersih itu, Ridwan Kamil mengatakan dari total potensi itu, masyarakat Indonesia hanya akan mengonsumsi setengahnya.
"Maka sisanya akan membuat Indonesia menjadi negara primadona energi terbarukan," kata Ridwan.
"Kalau hari ini kan rezim migas atau minyak bumi kan primadonanya Arab Saudi, nanti rezim energi terbarukan Indonesia jadi primadona negara penghasil energi,” imbuh Ridwan Kamil.
Untuk mewujudkan target Indonesia sebagai primadona energi baru dan terbarukan itu, Ridwan melanjutkan, dalam forum yang digelar 4-6 Juli 2023 tersebut dibahas berbagai hal. Sejumlah hal itu meliputi upaya daerah anggota asosiasi memperoleh pendapatan bagi hasil yang maksimal dengan kontraktor dan pemerintah pusat.
"Saat ini sudah ada enam daerah yang sukses memperjuangkan upaya pendapatan bagi hasil tersebut, kami berharap bisa lebih banyak agar keadilan daerah bisa lebih maksimal," kata Ridwan.
Ridwan mengaku, asosiasi itu sudah berupaya memperjuangkan keadilan daerah untuk memperoleh pendapatan dari partisipasi bagi hasil dengan kontraktor. "Dalam forum ini kami juga mengajak daerah anggota asosiasi berkomitmen memberikan dorongan, agar 2060 Indonesia bersih karbon dapat terwujud," kata dia.
Yang lebih penting, kata Ridwan Kamil, forum itu juga mengajak masyarakat Indonesia hijrah dalam menggunakan sumber energi dengan energi baru dan terbarukan. Dengan EBT dinilai dapat meminimalisasi krisis, bencana alam, pemanasan global atau perubahan iklim.
Pilihan Editor:Dana Hibah Cuma US$ 160 Juta, Sekretariat JETP: Angkanya Masih Berubah