TEMPO.CO, Rote Nda - Sejumlah warga Desa Bo'a, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, bersama Kelompok masyarakat (Pokmas) Tasi Bo'a aktif berkegiatan mengolah buah kelapa bernilai ekonomis menjadi VCO dan Massage Oil Nometo.
VCO dan Massage Oil olahan Pokmas Tasi Bo'a sudah cukup terkenal di pulau paling selatan Indonesia itu untuk kebutuhan membuat adonan kue atau pijat bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah itu.
Baca Juga:
"Olahan kelapa menjadi VCO dan Massage Oil dilakukan Pokmas-nya setelah mendapat pelatihan melalui Program ATSEA," kata salah satu warga, Retno Yohanis Bait, kepada Tempo, Kamis, 22 Juni 2023.
Pokmas Tasi Bo'a ini merupakan salah satu binaan Porgram The Arafura and Timor Seas Ecosystem Action Phase II (ATSEA-2) kerjasama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan UNDP.
Tarsi bersama anggota Pokmas juga mempraktekan cara membuat VCO dan Massage Oil yang dijual ke masyarakat. Awalnya gunakan kelapa kering yang berumur sekitar 2 bulan tanpa tunas, lalu dikupas dan ambil dagingnya. Setelah itu, kelapa dicuci bersih, dan diparut menggunakan mesin parut.
Kelapa yang telah diparut diberikan air sesuai takaran laku didiamkan selama 4 jam, setelah itu air kelapa itu dibuang dan didiamkan lagi selama 10 jam. Lalu dipisahkan antara minyak dan tahi minyak. Terakhir minyak olahan itu disaring menggunakan tisu sebanyak 9x untuk menghasilkan VCO murni.
"Untuk mendapatkan 3 botol minyak VCO, dibutuhkan sebanyak 3 buah kelapa atau 1 kilogram kelapa," perempuan berusia 34 tahun tersebut.
Minya VCO yang telah siap, lalu dimasukan dalam botol kemasan VCO Nometo dan siap dipasarkan.
Dalam sehari, dia mengaku, bisa menghasilkan 20 botol VCO dengan ukuran 200 mililiter (ml) yang dibandrol dengan harga Rp 50 ribu per botolnya.
Sedangkan pembuatan massage oil terbilang lebih muda, karena menggunakan bahan dasar VCO yang dicampur dengan minyak cendana, lavender, ylang-ylang dan pepermint.
Selanjutnya: "Untuk massage oil, mereka bisa hasilkan sebanyak ..."