Melalui gerakan ini, PT MRT Jakarta ingin mematahkan berbagai stigma yang timbul di masyarakat mengenai transportasi umum. “Di MRT, kami membangun budaya disiplin, misalnya antre sesuai dengan garis yang sudah ditentukan,” kata Ferdiza.
Gerakan #UbahJakarta dibangun melalui riset kualitatif dan kuantitatif. Riset ini dilakukan karena MRT ingin mengutamakan kenyamanan dan keamanan para penumpang. “Misalnya, banyak masyarakat yang kesulitan untuk mengisi daya. Kami melakukan riset dan akhirnya mengadakan powerbank yang bisa digunakan di setiap stasiun,” ucap Ayu Pratiwi Lubis selaku Customer Relationship Management Department PT MRT Jakarta.
Usai mendengarkan pemaparan materi, rombongan mahasiswa Politeknik Tempo bersama-sama dengan perwakilan PT MRT Jakarta menaiki MRT. Perjalanan dimulai dari stasiun Lebak Bulus Grab dan berakhir di stasiun Dukuh Atas BNI.
Pada masing-masing stasiun, rombongan kembali disambut Manajer Stasiun masing-masing. “Stasiun Dukuh Atas merupakan stasiun MRT terdalam dan tersibuk,” jelas Oscar Haris selaku MRT Station Manager Dukuh Atas BNI. Pertemuan rombongan mahasiswa dan perwakilan MRT ditutup dengan foto bersama.
ARIADNE KHATARINA MONIAGA | ALI HIDAYAT
Pilihan Editor: Pakar Beri 6 Catatan Evaluasi Program Transportasi Skema Buy The Service di 10 Kota, Apa Saja?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini