Meski tingginya dinamika pada perekonomian global yang menyebabkan kinerja intermediasi di beberapa sektor perekonomian mengalami penurunan, Mahendra menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga. Hal itu terlihat dari permodalan yang solid, profil risiko yang terjaga, dan likuiditsa yang memadai.
Sementara itu, ia menyebut tren pelemahan perekonomian global tersebut masih berlanjut, terutama tercermin dari penurunan aktivitas industri dan perdagangan internasional. Ditambah pertumbuhan perekonomian di Tiongkok yang lebih rendah dari ekspektasi semula, serta penurunan harga komoditas, dan fragmentasi yang disebabkan geopolitik.
Kendati demikian, OJK menilai kinerja perekonomian nasional terpantau stabil. Mengingat inflasi mengalami penurunan menjadi 4 persen dari tahun ke tahun dibandingkan pada April 2023 di 4,33 persen.
Kinerja sektor manufaktur pun, tuturnya, masih melanjutkan ekspansi dengan PMI di Mei 2023 menjadi 50,3. Namun angka itu melambat dibandingkan sebelumnya pada April 52,7. Neraca Perdagangan juga mencatatkan surplus pada 2023, meski kinerja ekspor mengalami kontraksi yang cukup dalam. Pelemahan itu dipengaruhi turunnya harga dan komoditas ekspor utama indonesia.
RIANI SANUSI PUTRI | REUTERS
Pilihan Editor: Cina Beri Utang Kereta Cepat Pakai Renminbi, Wamen BUMN: Boleh Saja, Asal Bunganya Murah
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini