TEMPO.CO, Jakarta - Negosiasi bunga pinjaman untuk menambal pembengkakan biaya atau cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau KCJB terus dilakukan. Cina meminta pembayaran utang kereta cepat diberikan dalam bentuk mata uang renminbi.
Hal ini diungkapkan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo usai mengikuti rapat kerja Menteri BUMN Erick Thohir dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR/MPR/DPD RI, Senayan, Jakarta pada Senin, 5 Juni 2023.
"Semangat dedolarisasi sedang besar semangatnya, kan. Kalau renminbi besar, boleh aja. Asal bunganya murah," ujar Tiko, sapaan dia.
Dia menjelaskan, jika Cina meminta renminbi, pihaknya meminta bunga pinjaman di bawah 3 persen. "Kalau (porsi) renminbi besar, bisa lebih murah. Kita tawar boleh nggak 3 (persen)," kataTiko.
Selain itu, Tiko juga mengatakan pihaknya tengah menegosiasikan tenor pinjaman tersebut selama 35 tahun hingga 40 tahun. Lebih lanjut, dia menyampaikan progres proyek KCJB telah memasuki titik-titik akhir atau last mile. Proyek itu terus digarap untuk memenuhi target operasi komersial pada 18 Agustus 2023.
Sebelumnya, pemerintah melakukan negosiasi dengan China Development Bank atau CDB untuk menurunkan suku bunga pinjaman proyek KCJB. Tiko sebelumnya mengatakan pemerintah berharap interest rate untuk proyek ini turun menjadi 3 persen.
Selanjutnya: "Kami nego lagi dengan skema ..."