Dengan resesi global dan pelemahan harga komoditas saja, menurut dia, target pertumbuhan ekonomi di Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau APBN 2023 yang 5,3 persen akan sangat sulit tercapai. Terlebih selain resesi global dan pelemahan harga komoditas, Indonesia juga akan menghadapi El Nino yang berpotensi mengerek inflasi.
“Jika suku bunga domestik kembali terdorong naik oleh inflasi, pertumbuhan kita tahun 2023 ini berpotensi akan semakin melemah,” tutur Yusuf.
Sebelumnya, Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribu mengungkap proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 atau tahun politik. Untuk tahun ini, kata dia, pemerintah memproyeksikan ekonomi tumbuh 5,0-5,3 persen dan akan meningkat lebih tinggi tahun depan.
“Tahun depan, dengan kebijakan yang terus konsisten dan konsolidasi secara hati-hati, kami berharap bisa mengelola perekonomian dengan baik dan peluang yang ada kami manfaatkan, sehingga pertumbuhan ekonomi kita bisa lebih tinggi 5,3-5,7 persen,” ujar dia pada Rabu, 31 Mei 2023.
Menurut Febrio, proyeksi tersebut sudah menghitung dampak dari tahun politik serta pertumbuhan ekonomi dan inflasi tahun depan juga akan lebih terkelola dengan baik. Selain itu, nilai tukar rupiah juga akan menguat, serta suku bunga akan lebih rendah. Alasannya, karena tata kelola fiskan Indonesia, kata dia, sangat kredibel.
“Sehingga pasar bisa melihat bahwa kredibilitas fiskal memang stand out dibandingkan banyak negara, dari pilihan-pilihan mereka menaruh investasinya,” ucap Febrio.
Pilihan Editor: Lion Air Group Buka Lowongan Kerja untuk Posisi Pramugari dan Pramugara, Minimal SMA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini