TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan atau Kemendag Isy Karim angkat bicara soal kemungkinan lonjakan harga telur ayam yang disebut-sebut sebagai pemicu inflasi per Mei 2023.
"Dapat kami sampaikan bahwa harga telur mengalami kenaikan sejak lebaran dan belum menunjukkan tanda penurunan," kata Isy lewat keterangan tertulis, Kamis malam, 1 Juni 2023.
Isy menjelaskan, rata-rata nasional harga telur ayam per 31 Mei 2023 adalah Rp 32.100 per kilogram. Angka ini melonjak 6,64 persen dibandingkan harga bulan lalu.
"Kenaikan harga telur ayam ras salah satunya sebagai akibat naiknya harga jagung pakan yang saat ini masih relative tinggi mencapai Rp 5.000 - Rp 6.000 per kilogram," ucapnya.
Beberapa instansi seperti Badan Pusat Statistik (BPS), kata dia, memperkirakan kenaikan harga telur berpotensi menyumbang angka inflasi Mei 2023. Namun, dia menilai pemerintah tidak tinggal diam dengan melakukan berbagai langkah untuk mencegah harga telur ayam bergerak liar dan membentuk keseimbangan baru yang lebih tinggi.
"Beberapa upaya yang telah dilakukan diantaranya fasilitasi distribusi jagung dari daerah sentra produksi ke daerah konsumsi, serta alternatif pemberian subsidi yang perlu dilakukan dengan hati-hati dengan mempertimbangkan berbagai aspek," kata Isy.
Upaya lain yang dilakukan Pemerintah termasuk Kemendag, lanjut dia, yaitu secara rutin mengikuti rapat koordinasi yang dilaksanakan setiap Senin oleh Kementerian Dalam Negeri atau Kemendagri dengan melibatkan seluruh Pemerintah Daerah. Hal itu untuk memantau perkembangan harga sejumlah komoditas.
Selanjutnya: "Sehingga dapat dilakukan langkah antisipatif ..."