Denni menegaskan kenaikan persentase peserta yang berasal dari desa ini sesuai dengan sifat dan tujuan Program Kartu Prakerja yang inklusif.
“Pelatihan Prakerja terbukti menjangkau banyak warga Indonesia yang berada di desa. Didukung juga oleh kepesertaan perempuan yang meningkat menunjukkan bahwa Prakerja memang inklusif menjangkau berbagai lapisan dan golongan,” kata Denni.
Sejak diluncurkan pertama kali pada 2020 lalu, program Kartu Prakerja digunakan untuk menyalurkan bantuan sosial atau bansos selain juga untuk peningkatan kompetensi angkatan kerja atau semi bansos.
Namun pada 2023 ini, Prakerja fokus kepada tujuan peningkatan keahlian angkatan kerja dengan memberikan pelatihan-pelatihan untuk pekerjaan yang masih sangat dibutuhkan oleh dunia kerja, mengacu kepada laporan Critical Occupation List, Indonesia Occupation Task and Skills, dan beberapa referensi lainnya terbitan Bappenas, Bank Dunia dan World Economic Forum.
Moda pelatihannya yang semula menggunakan moda self-paced learning atau video pembelajaran, kini berganti menjadi kelas webinar dan pertemuan tatap muka.
Berdasar catatan, pada periode 2020-2023 sebanyak 84 persen peserta ikut Prakerja karena ingin meningkatkan keterampilan. Angka itu meningkat pada tahun 2023 menjadi 91 persen.
Pilihan Editor: Kritik Aturan Ekspor Pasir Laut, Kiara: Bentuk Nyata Gagalnya Konsep Poros Maritim Jokowi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini