TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan bersama Reckitt Indonesia dan Health Innovation Exchange (HIEx), memilih tujuh startup untuk mengikuti program accelerator cohort dan mendapatkan bantuan permodalan hingga US$ 25 ribu.
Ketujuh startup itu yakni Neurabot, Pedis Care, Primaku, Little Joy, KITA, Lovecare, dan Riliv yang terpilih melalui program Fight for Access Accelerator.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin program ini merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah dalam mengembangkan ekosistem industri teknologi kesehatan atau health tech space di Indonesia.
"Selamat kepada para inovator terbaik yang terpilih. Saya berharap tidak hanya untuk para pemenang, namun juga untuk seluruh inovator yang telah berpartisipasi agar terus membangun kolaborasi dan berinovasi," kata Budi dalam keterangan resminya, Selasa 30 Mei 2023.
Budi berharap melalui program ini, dapat menghadirkan transformasi teknologi kesehatan di Indonesia hingga mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas, adil, dan merata bagi seluruh masyarakat.
Baca Juga:
"Saya juga ingin mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan dukungan yang diberikan oleh East Ventures, Kedutaan Besar Inggris, serta Reckitt dan Health Innovation Exchange yang telah membantu dan berkontribusi dalam mengembangkan ekosistem industri teknologi kesehatan di Indonesia melalui penyelenggaraan berbagai program yang inovatif," katanya.
Direktur Utama Reckitt Indonesia Harmeet Bhalla mengatakan program Fight for Access Accelerator tidak hanya mendukung gagasan-gagasan untuk menjadikan dunia menjadi lebih bersih dan sehat, namun juga memberikan gambaran yang menarik bagi ekosistem layanan kesehatan yang lebih baik di Indonesia.
"Kami percaya bahwa kesehatan adalah hak setiap orang, bukan hak istimewa perseorangan. Hal ini selalu menjadi fokus utama kami," katanya.