Harmeet berharap tujuh startup yang terpilih ini akan mendorong inovasi yang dapat menghasilkan perubahan yakni akses yang lebih baik terhadap kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
"Dengan bantuan yang diberikan oleh Fight for Access Accelerator, Reckitt percaya bahwa para inovator ini akan membawa perubahan signifikan dan mencapai hasil dalam skala besar untuk ekosistem layanan kesehatan di Indonesia dan dapat memberdayakan masyarakat secara luas," katanya.
Pemilihan startup ini dilakukan berdasarkan empat kategori penilaian yang paling menonjol yakni dampak, skalabilitas operasional, inovasi, dan keberlanjutan finansial. Para pemenang akan diberikan akses terhadap pelatihan, bimbingan, dan pendanaan yang disesuaikan untuk mengatasi sejumlah hal yang dapat mengakselerasi perkembangan dan keberlanjutan bisnis yang nantinya dapat mendorong hasil positif bagi bidang kesehatan di Indonesia.
"Setiap pemenang juga akan menerima investasi modal hingga US$25.000, di mana mereka akan melalui proses due diligence setelah pelatihan, dalam bentuk obligasi konversi yang akan memberikan mereka pendanaan berkelanjutan (sustainable funding) untuk mendukung pertumbuhan start-up mereka," katanya.
Sebelum diadakan di Indonesia pada tahun 2022, program Fight for Access Accelerator telah diselenggarakan di 3 negara, yaitu Afrika Selatan, Brasil, dan Inggris.
Pilihan Editor: Ganjar Pranowo Ajak Hipmi Dampingi Startup dan Enterpreneur Baru: Kita Butuh 14 Persen Pengusaha Muda
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini