Sebelumnya, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengkritik besarnya utang pemerintah di periode pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurut JK tingginya utang di Indonesia saat ini adalah gabungan antara utang pemerintahan sebelumnya dengan pemerintahan sekarang. Namun, dia menegaskan, utang pemerintah saat ini yakni dalam kepemimpinan Presiden Joko Widodo adalah yang terbesar.
"Setahun bayar utang dan bunga sampai seribu triliun. Ini terbesar dalam sejarah Indonesia sejak merdeka," kata JK dalam milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Istora Senayan, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 20 Mei 2023.
Sementara itu Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan beban bunga utang pemerintah Indonesia mencapai Rp 440 triliun setiap tahunnya. Dia pun memprediksi bahwa tahun depan pada saat pemilu beban bunga utang yang harus dibayar bisa tembus di angka Rp 500 triliun. Nilai tersebut di luar cicilan pengembalian pinjaman.
Kondisi itu cukup menguras pendapatan negara, terutama penerimaan pajak akan tersedot sebagian untuk bayar utang. Ditambah lagi di tengah kenaikan suku bunga, akan menjadi beban berat ya, suku bunga naik, kemudian inflasi global masih tinggi. “Ini akan menjadi tekanan karena pemerintah harus menaikkan bunga sangat tinggi untuk menarik agar investor atau kreditur mau membeli surat utang,” ucap Bhima.
Sementara, jika dilihat dari postur utang, kata Bhima, salah satu penyebab pembengkakan ini adalah karena 88 persen strukturnya adalah surat berharga. Di mana bunganya relatif tinggi sekitar 6-7 persen.
“Dan Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat suku bunga SBN atau utang pemerintah yang tertinggi di Asia Tenggara bahkan lebih tinggi dari Filipina,” tutur Bhima.
Baca juga: Dugaan Upselling Donat J.Co Menjadi Pembicaraan di Media Sosial
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.