Arief menyatakan pendistribusian bantuan pangan beras dilakukan secara merata sesuai dengan kuota KPM berdasarkan data by name by address dari Kementerian Sosial. "Kami tidak beda-bedakan, semua provinsi adalah prioritas, kalau pun ada yang lebih cepat atau ada yang masih proses itu dipengaruhi oleh kondisi stok beras di Kanwil Bulog masing-masing wilayah,” ujarnya.
Khusus untuk wilayah terluar, Arief mengakui kondisinya geografisnya memang lebih menantang. Namun, ia menekankan hal tersebut sudah dimitigasi sebelumnya oleh Bapanas, Bulog, dan operator logistik PT Post Indonesia (Persero) dan dua mitra lainnya.
Ia mengaku telah mendorong percepatan distribusi bansos beras ini di seluruh wilayah. Bapanas juga menyatakan akan terus memantau pendistribusian, terutama di wilayah terluar Indonesia. Sebab, menurutnya, program ini sangat strategis untuk menjaga daya beli masyarakat dan pengendalian inflasi.
Sementara itu, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rahmi Widiriani mengatakan penyaluran bantuan beras di desa yang terletak di Pulau Seraya Besar NTT berjalan lancar. Ia mengaku sudah mengecek langsung 780 kilogram cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog disalurkan kepada 78 KPM.
Untuk kelancaran penyaluran bantuan di daerah yang sulit di jangkau, Rachmi menekankan pentingnya peran kepala desa dan perangkat desa dalam proses penyaluran beras. Suplai dari pendataan dan penginformasian kepada KPM, hingga mendukung proses penyerahan bantuan sampai ke tangan KPM.
Selanjutnya: Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog....