Dengan demikian, pada kuartal I 2023 perseroan mencatatkan laba sesudah pajak yang meningkat 28,5 persen yoy mencapai Rp 508,8 miliar, yang merupakan pencapaian laba bersih per kuartal tertinggi perseroan.
“BFI Finance terus melanjutkan tren positif di tahun 2023 ini dan kami optimistis dapat melanjutkan tren ini dengan tetap menjaga kualitas aset yang baik dan pencadangan yang memadai, sambil melanjutkan proses transformasi bisnis dan mitigasi risiko melalui tata kelola yang baik,” ujar Sudjono.
Per 31 Maret 2023, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) terpantau rendah di bawah posisi 1 persen, yaitu level bruto 1,06 persen dan neto 0,43 persen dengan cakupan penyisihan 3,8 kali.
Kemudian, piutang pembiayaan bersih terkumpul Rp21,4 triliun atau meningkat 45,0 persen dibandingkan periode kuartal I 2022 lalu.
Untuk mengamankan kebutuhan modal kerja selama 2023, perseroan kembali menerbitkan obligasi sebagai salah satu sumber pendanaan, yang juga didukung oleh peningkatan pemeringkatan obligasi perusahaan yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch), dari ‘A+(idn)’ menjadi ‘AA-(idn)’ Outlook Stabil.
“Sepanjang tahun 2023, BFI Finance telah menerbitkan obligasi berkelanjutan sebanyak dua kali dengan nilai emisi sebesar Rp 2,7 triliun, karena derasnya likuiditas perbankan dalam negeri setelah sempat absen di tahun sebelumnya. Obligasi tersebut masing-masing PUB V tahap III sebesar Rp 1,1 triliun dan PUB V tahap IV sebesar Rp 1,6 triliun,” kata Sudjono.
Pilihan Editor: Seleksi Calon Anggota Dewan Komisioner OJK, Pemerintah Minta Masukan Masyarakat Soal Rekam Jejak Peserta
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini