TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina International Shipping (PIS) kian gencar ekspansi di pasar global dan telah sukses menempuh sebanyak 22 rute internasional hingga awal tahun 2023.
Direktur Utama Pertamina International Shipping, Yoki Firnandi menjelaskan secara keseluruhan kapal-kapal PIS telah berlayar di 5 benua dunia mulai dari Asia, Australia, Amerika, Eropa, hingga Afrika. Adapun rincian rute yang telah ditempuh antara lain, Australia, Singapore, Malaysia, Thailand, Vietnam, Hongkong, China, Bangladesh, India, UEA, Arab Saudi, Mesir, Algeria, Nigeria, Afrika Selatan, Denmark, Portugal, Yunani, Korea, Jepang, Spanyol, dan USA.
Rute ini, Kata Yoki, meningkat dari sebelumnya di 18 rute pada 2022, seiring dengan penambahan kapal milik PIS yakni Gas Antasena, PIS Prolific, dan Pertamina Gas Amaryllis.
“Tentunya dengan penambahan rute dan armada ini, market Pertamina International Shipping juga mengalami peningkatan menjadi 12 persen. Juga dengan pembukaan kantor cabang PIS di Dubai, kedepan market PIS di pasar global juga akan meningkat,” tambahnya.
Saat ini, PIS telah mengoperasikan sebanyak 357 kapal tanker, dengan 96 kapal milik dan juga mengoperasikan 6 terminal strategis. Dengan besarnya jumlah operasional kapal tanker itu, PIS menargetkan akan menguasai pasar kapal angkutan migas di kawasan Asia Tenggara itu.
"Saat ini kapal kita banyak yang bermain di Wilayah Indonesia, kita juga akan geser ke luar. Tentunya ini ada syarat dan juta akan tingkatkan standar operasional kapal kita, sekaligus kapal yang kita sewa," ungkap Yoki.
Seiring dengan target tersebut, Yoki mengatakan PIS menargetkan penambahan armada kapal milik menjadi 130 unit di 2025 serta target total pendapatan mencapai US$ 4 miliar. Sedangkan untuk tahun ini, PIS berencana menambah sebanyak 12 hingga 14 kapal.
Penambahan kapal ini menurutnya juga dipicu karena target perusahaan untuk bisa lebih bertumbuh, sehingga harus agresif dalam berinvestasi, salah satunya investasi pengadaan kapal.
“Hal ini juga sejalan dengan aspirasi pemegang saham untuk dapat meningkatkan penguasaan non-captive market, dimana salah satu upaya untuk memenuhi hal tersebut adalah dengan agresif bertindak sebagai global shipping business player,” kata Yoki.
Demi mendukung rencana tersebut, Yoki menuturkan bahwa perusahaan akan meningkatkan belanja modal (capital expenditure) menjadi US$ 300 juta untuk pembelian kapal. Kapal-kapal baru ini akan menjadi amunisi utama PIS dalam penguasaan market global, tentunya dengan tetap mengacu kepada regulasi shipping business yang berlaku.
“Pasar global sangat terbuka untuk dijajaki, dan ini menjadi salah satu cara untuk PIS dalam meningkatkan pendapatan usaha serta menciptakan legacy bagi keberlanjutan bisnis Pertamina Group,” tutur Yoki.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini