Tetapi, Arief berujar impor beras harus dilakukan untuk memenuhi target pengadaan CBP. Musababnya, kondisi pasokan dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan cadangan pangan tersebut.
Arief menjelaskan jika CBP tersedia, pemerintah mampu melakukan intervensi ketika terjadi lonjakan harga beras seperti beberapa bulan terakhir. Selain itu, CBP juga akan berperan sebagai pasokan untuk disalurkan pada saat darurat, seperti bencana alam.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Bapanas telah menugaskan Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 2 juta ton tahun ini. Pada tahap pertama, Bulog pun telah ditugaskan untuk segera mengimpor sebanyak 500 ribu ton.
Sementara itu, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan penyerapan beras petani di masa panen raya kini sudah meningkat. Kendati demikian, ia menegaskan, Perum Bulog akan tetap impor beras sebanyak 2 juta ton.
Suyamto menuturkan kini Bulog sudah mampu membeli hasil panen petani sebanyak 8.000 ton per hari. Dengan demikian, tuturnya, total beras yang sudah diserap Bulog mencapai 98 ribu ton. Adapun pekan lalu, Bulog baru mampu menyerap 5.000 ton per hari hingga total 50 ribu ton.
"Kami tetap targetkan beras impor datang sesuai jadwal," ucap Suyamto.
Pilihan Editor: KPPU Sebut Realisasi Produksi Minyakita Cuma 24 Persen, Pengamat: Kenapa Nggak Produksi Banyak?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini